Tuesday, February 26, 2013

harusnya kita selalu menangis

Oleh Ustadz Abu Isma’il Muslim Al-Atsari

Pernahkah anda menangis -dalam keadaan sendirian- karena takut siksa Allah Azza wa Jalla ? ketahuilah, sesungguhnya hal itu merupakan jaminan selamat dari neraka. Menangis karena takut kepada Allah Azza wa Jalla akan mendorong hamba untuk selalu istiqâmah di jalan-Nya, sehingga akan menjadi perisai dari api neraka. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ يَلِجُ النَّارَ رَجُلٌ بَكَى مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ حَتَّى يَعُوْدَ اللَّبَنُ فِي الضَّرْعِ وَلاَ يَجْتَمِعُ غُبَارٌ فِي سَبِيْلِ اللَّهِ وَدُخَانُ جَهَنَّمَ

Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena takut kepada Allah sampai air susu kembali ke dalam teteknya. Dan debu di jalan Allah tidak akan berkumpul dengan asap neraka Jahannam.[1]

MENGAPA HARUS MENANGIS?
Seorang Mukmin yang mengetahui keagungan Allah Azza wa Jalla dan hak-Nya, setiap dia melihat dirinya banyak melalaikan kewajiban dan menerjang larangan, dia khawatir dosa-dosa itu akan menyebabkan siksa Allah Azza wa Jalla kepadanya. Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ فِي أَصْلِ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ وَقَعَ عَلَى أَنْفِهِ قَالَ بِهِ هَكَذَا فَطَارَ

Sesungguhnya seorang Mukmin itu melihat dosa-dosanya seolah-olah dia berada di kaki sebuah gunung, dia khawatir gunung itu akan menimpanya. Sebaliknya, orang yang durhaka melihat dosa-dosanya seperti seekor lalat yang hinggap di atas hidungnya, dia mengusirnya dengan tangannya –begini-, maka lalat itu terbang. [HR. at-Tirmidzi, no. 2497 dan dishahîhkan oleh al-Albâni rahimahullah]

Ibnu Abi Jamrah rahimahullah berkata, "Sebabnya adalah, karena hati seorang Mukmin itu diberi cahaya. Apabila dia melihat pada dirinya ada sesuatu yang menyelisihi hatinya yang diberi cahaya, maka hal itu menjadi berat baginya. Hikmah perumpamaan dengan gunung yaitu apabila musibah yang menimpa manusia itu selain runtuhnya gunung, maka masih ada kemungkinan mereka selamat dari musibah-musibah itu. Lain halnya dengan gunung, jika gunung runtuh dan menimpa seseorang, umumnya dia tidak akan selamat. Kesimpulannya bahwa rasa takut seorang Mukmin (kepada siksa Allah Azza wa Jalla -pen) itu mendominasinya, karena kekuatan imannya menyebabkan dia tidak merasa aman dari hukuman itu. Inilah keadaan seorang Mukmin, dia selalu takut (kepada siksa Allah-pen) dan bermurâqabah (mengawasi Allah). Dia menganggap kecil amal shalihnya dan khawatir terhadap amal buruknya yang kecil". [Tuhfatul Ahwadzi, no. 2497]

Apalagi jika dia memperhatikan berbagai bencana dan musibah yang telah Allah Azza wa Jalla timpakan kepada orang-orang kafir di dunia ini, baik dahulu maupun sekarang. Hal itu membuatnya tidak merasa aman dari siksa Allah Azza wa Jalla . Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَكَذَٰلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَىٰ وَهِيَ ظَالِمَةٌ ۚ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِمَنْ خَافَ عَذَابَ الْآخِرَةِ ۚ ذَٰلِكَ يَوْمٌ مَجْمُوعٌ لَهُ النَّاسُ وَذَٰلِكَ يَوْمٌ مَشْهُودٌ وَمَا نُؤَخِّرُهُ إِلَّا لِأَجَلٍ مَعْدُودٍ يَوْمَ يَأْتِ لَا تَكَلَّمُ نَفْسٌ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚ فَمِنْهُمْ شَقِيٌّ وَسَعِيدٌ فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُوا فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ

Dan begitulah adzab Rabbmu apabila Dia mengadzab penduduk negeri-negeri yang berbuat zhalim. Sesungguhnya adzab-Nya sangat pedih lagi keras. Sesungguhnya pada peristiwa itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada adzab akhirat. Hari Kiamat itu adalah suatu hari dimana manusia dikumpulkan untuk (menghadapi)-Nya, dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala makhluk). Dan Kami tiadalah mengundurkannya, melainkan sampai waktu yang tertentu. Saat hari itu tiba, tidak ada seorangun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang bahagia. Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih). [Hûd/11:102-106]

Ketika dia merenungkan berbagai kejadian yang mengerikan pada hari Kiamat, berbagai kesusahan dan beban yang menanti manusia di akhirat, semua itu pasti akan menggiringnya untuk takut kepada Allah Azza wa Jalla al-Khâliq . Allah Azza wa Jalla berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَىٰ وَمَا هُمْ بِسُكَارَىٰ وَلَٰكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ

Hai manusia, bertakwalah kepada Rabbmu. Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah), pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, semua wanita yang menyusui anaknya lalai terhadap anak yang disusuinya, dan semua wanita yang hamil gugur kandungan. Kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk. Akan tetapi adzab Allah itu sangat keras. [al-Hajj/22:1-2]

Demikianlah sifat orang-orang yang beriman. Di dunia, mereka takut terhadap siksa Rabb mereka, kemudian berusaha menjaga diri dari siksa-Nya dengan takwa, yaitu melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Maka, Allah Azza wa Jalla memberikan balasan sesuai dengan jenis amal mereka. Dia memberikan keamanan di hari Kiamat dengan memasukkan mereka ke dalam surga-Nya. Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ يَتَسَاءَلُونَ قَالُوا إِنَّا كُنَّا قَبْلُ فِي أَهْلِنَا مُشْفِقِينَ فَمَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا وَوَقَانَا عَذَابَ السَّمُومِ إِنَّا كُنَّا مِنْ قَبْلُ نَدْعُوهُ ۖ إِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيمُ

Dan sebagian mereka (penghuni surga-pent) menghadap kepada sebagian yang lain; mereka saling bertanya. Mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami dahulu sewaktu berada di tengah-tengah keluarga, kami merasa takut (akan diadzab)". Kemudian Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka. Sesungguhnya kami dahulu beribadah kepada-Nya. Sesungguhnya Dia-lah yang melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang. [ath-Thûr/52:25-28]

ILMU ADALAH SEBAB TANGISAN KARENA ALLAH AZZA WA JALLA
Semakin bertambah ilmu agama seseorang, semakin tambah pula takutnya terhadap keagungan Allah Azza wa Jalla . Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالْأَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَٰلِكَ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ

Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak, ada yang bermacam-macam warna (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah Ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. [Fâthir/35:28]

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

عُرِضَتْ عَلَيَّ الْجَنَّةُ وَالنَّارُ فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ فِي الْخَيْرِ وَالشَّرِّ وَلَوْ تَعْلَمُوْنَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيْلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا قَالَ فَمَا أَتَى عَلَى أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمٌ أَشَدُّ مِنْهُ قَالَ غَطَّوْا رُءُوْسَهُمْ وَلَهُمْ خَنِيْنٌ

Surga dan neraka ditampakkan kepadaku, maka aku tidak melihat tentang kebaikan dan keburukan seperti hari ini. Seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui, kamu benar-benar akan sedikit tertawa dan banyak menangis.
Anas bin Mâlik –perawi hadits ini mengatakan, "Tidaklah ada satu hari pun yang lebih berat bagi para Sahabat selain hari itu. Mereka menutupi kepala mereka sambil menangis sesenggukan. [HR. Muslim, no. 2359]

Imam Nawawi rahimahullah berkata, "Makna hadits ini, 'Aku tidak pernah melihat kebaikan sama sekali melebihi apa yang telah aku lihat di dalam surga pada hari ini. Aku juga tidak pernah melihat keburukan melebihi apa yang telah aku lihat di dalam neraka pada hari ini. Seandainya kamu melihat apa yang telah aku lihat dan mengetahui apa yang telah aku ketahui semua yang aku lihat hari ini dan sebelumnya, sungguh kamu pasti sangat takut, menjadi sedikit tertawa dan banyak menangis". [Syarah Muslim, no. 2359]

Hadits ini menunjukkan anjuran menangis karena takut terhadap siksa Allah Azza wa Jalla dan tidak memperbanyak tertawa, karena banyak tertawa menunjukkan kelalaian dan kerasnya hati.

Lihatlah para Sahabat Nabi Radhiyallahu anhum, begitu mudahnya mereka tersentuh oleh nasehat! Tidak sebagaimana kebanyakan orang di zaman ini. Memang, mereka adalah orang-orang yang paling lembut hatinya, paling banyak pemahaman agamanya, paling cepat menyambut ajaran agama. Mereka adalah Salafus Shâlih yang mulia, maka selayaknya kita meneladani mereka. [Lihat Bahjatun Nâzhirîn Syarh Riyâdhus Shâlihin 1/475; no. 41]

Seandainya kita mengetahui bahwa tetesan air mata karena takut kepada Allah Azza wa Jalla merupakan tetesan yang paling dicintai oleh Allah Azza wa Jalla , tentulah kita akan menangis karena-Nya atau berusaha menangis sebisanya. Nabi Muhammad n menjelaskan keutamaan tetesan air mata ini dengan sabda beliau:

لَيْسَ شَيْءٌ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ قَطْرَتَيْنِ وَأَثَرَيْنِ قَطْرَةٌ مِنْ دُمُوْعٍ فِيْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَقَطْرَةُ دَمٍ تُهَرَاقُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَأَمَّا اْلأ َثَرَانِ فَأَثَرٌ فِي سَبِيْلِ اللَّهِ وَأَثَرٌ فِي فَرِيْضَةٍ مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ

Tidak ada sesuatu yang yang lebih dicintai oleh Allah daripada dua tetesan dan dua bekas. Tetesan yang berupa air mata karena takut kepada Allah dan tetesan darah yang ditumpahkan di jalan Allah. Adapun dua bekas, yaitu bekas di jalan Allah dan bekas di dalam (melaksanakan) suatu kewajiban dari kewajiban-kewajibanNya.[2]

Namun yang perlu kita perhatikan juga bahwa menangis tersebut adalah benar-benar karena Allah Azza wa Jalla , bukan karena manusia, seperti dilakukan di hadapan jama'ah atau bahkan dishooting TV dan disiarkan secara nasional. Oleh karena itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjanjikan kebaikan besar bagi seseorang yang menangis dalam keadaan sendirian. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ اْلإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

Tujuh (orang) yang akan diberi naungan oleh Allah pada naungan-Nya di hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Pertama: Imam yang berbuat adil; kedua: pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Rabbnya; ketiga: seorang laki-laki yang hatinya tergantung di masjid-masjid; keempat: dua orang lak-laki yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah; kelima: seorang laki-laki yang diajak oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan, lalu dia berkata: “Sesungguhnya aku takut kepada Allah”; keenam: seorang laki-laki yang bersedekah dengan cara sembunyi-sembunyi, sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya; ketujuh: seorang laki-laki yang menyebut Allah di tempat yang sepi sehingga kedua matanya meneteskan air mata”.[HR. al-Bukhâri, no. 660; Muslim, no. 1031]

Hari Kiamat adalah hari pengadilan yang agung. Hari ketika setiap hamba akan mempertanggungjawabkan segala amal perbuatannya. Hari saat isi hati manusia akan dibongkar, segala rahasia akan ditampakkan di hadapan Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Perkasa. Maka kemana orang akan berlari? Alangkah bahagianya orang-orang yang akan mendapatkan naungan Allah Azza wa Jalla pada hari itu. Dan salah satu jalan keselamatan itu adalah menangis karena takut kepada Allah Azza wa Jalla .

Syaikh Muhammad bin Shâlih al-‘Utsaimîn rahimahullah berkata, "Wahai saudaraku, jika engkau menyebut Allah Azza wa Jalla , sebutlah Rabbmu dengan hati yang kosong dari memikirkan yang lain. Jangan fikirkan sesuatupun selain-Nya. Jika engkau memikirkan sesuatu selain-Nya, engkau tidak akan bisa menangis karena takut kepada Allah Azza wa Jalla atau karena rindu kepada-Nya. Karena, seseorang tidak mungkin menangis sedangkan hatinya tersibukkan dengan sesuatu yang lain. Bagaimana engkau akan menangis karena rindu kepada Allah Azza wa Jalla dan karena takut kepada-Nya jika hatimu tersibukkan dengan selain-Nya? Oleh karena itu, beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "seorang laki-laki yang menyebut Allah di tempat yang sepi", yaitu hatinya kosong dari selain Allah Azza wa Jalla , badannya juga kosong (dari orang lain), dan tidak ada seorangpun di dekatnya yang menyebabkan tangisannya menjadi riyâ' dan sum'ah. Namun, dia melakukan dengan ikhlas dan konsentrasi". [Syarh Riyâdhus Shâlihîn 2/342, no. 449]

Setelah kita mengetahui hal ini, maka alangkah pantasnya kita mulai menangis karena takut kepada Allah Azza wa Jalla . Wallâhul Musta'ân.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 10/Tahun XIII/1431/2010M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]
_______
Footnote
[1]. HR. at-Tirmidzi, no. 1633, 2311; an-Nasâ`i 6/12; Ahmad 2/505; al-Hâkim 4/260; al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah 14/264. Syaikh Salîm al-Hilâli hafizhahullah mengatakan, "Shahîh lighairihi". Lihat penjelasannya dalam kitab Bahjatun Nâzhirîn Syarh Riyâdhus Shâlihîn 1/517; no. 448)
[2]. HR. at-Tirmidzi, no. 1669; dihasankan oleh Syaikh Salîm al-Hilâli hafizhahullah dalam Bahjatun Nâzhirîn, 1/523, no. 455

http://almanhaj.or.id/content/3534/slash/0/seharusnya-kita-selalu-menangis/

Friday, February 22, 2013


There is no God but Allah
(×3)

مالنـا رب ســواه
We have no God but Allah
لا الـه الا الله
(×3)

مالنـا رب ســواه

ربنــــــــا رب القلوب ..وهو علام الغيوب
Our Lord , the one who knows what is inside the hearts

في الشروق وفي الغروب ...نوره يهدي العصاه
From dawn till sunset, his light guide those who sin
ربنــــــــا رب القلوب ..وهو علام الغيوبفي الشروق وفي الغروب ...نوره يهدي العصاه

ربنا الهادي الودود

The loving the guide
فضله ملىء الوجود
His blesses fill the whole world

عفوه خير وجود
His forgiveness and generosity are blessings

فأرتجي دوما رضاه
So always seek his approval

ربنا الهادي الودود
فضله ملىء الوجود
عفوه خير وجود
فأرتجي دوما رضا

لا الـه الا الله
(×3)

مالنـا رب ســواه
ربنـــــا الحي الرقيــــــب ...يقبل العبــــد المنــــيب
The alive the watchful accepts the regretting slave

فهــو رحمـان مجيــب للـدعاء ومن دعاه
Allah is the beneficent the responsive to prayers and anyone who asks him
ربنـــــا الحي الرقيــــــب ...يقبل العبــــد المنــــيب
فهــو رحمـان مجيــب للـدعاء ومن دعاه

ربنا الهادي الودود
فضله ملىء الوجود
عفوه خير وجود
فأرتجي دوما رضا


لا الـه الا الله
(×3)

مالنـا رب ســواه

لا الـه الا الله
(×3)

مالنـا رب ســواه

Thursday, February 21, 2013

musibah itu....







#MUSIBAH YANG MENIMPAMU ITU#

Bisa jadi karena Allah mencintaimu
Maka Dia ingin mengujimu

Atau bs jadi krn Allah mencintaimu
Maka Dia ingin mengingatkanmu

Atau bisa jadi krn ALlah mencintaimu
Maka Dia ingin membersihkan dosamu

Atau bisa jadi karena Allah mencintaimu
Maka Dia ingin melipatgandakan pahalamu

Atau bisa jadi karena ALlah mencintaimu
Maka Dia ingin menggantikan sesuatu yang lebih baik untukmu

Atau bisa jadi karena Allah mencintaimu
Maka Dia ingin memasukkanmu ke jannah karena kesabaranmu.

Oleh: Abu Umar Abdillah

Monday, February 18, 2013

ujian

Ujian, ujian
by tere liye

Kita tidak selalu hidup di lingkungan yang kita inginkan. Kita hidup di lingkungan yang telah diwariskan berpuluh2 tahun, bahkan berabad-abad. Ketika definisi sesuatu kadang berbelok jauh sekali dari hakikat sejatinya.

Sekolah misalnya, definisi sekolah hari ini jauh sekali menyimpang dari definisi sekolah yang dipahami orang2 masa lalu; atau sebagian kecil yang berhasil menemukan definisinya. Lihatlah, orang2 berlomba sekolah demi nilai, ijasah, dan kedudukan sosial lebih baik. Langka menemukan orang2 yang saling berkompetisi sekolah semata2 demi mencari ilmu, lantas mengamalkan ilmu tersebut. Apalagi sekolahnya sendiri, guru2, sistem yang ada di sekolah tersebut; Jangan coba2 membawa nasehat lama, prinsip guru2 besar dari jaman lama, bahwa mengajar tanpa pamrih, benar2 tidak mau menerima imbalan; kita bisa dimaki orang banyak. Saya tidak bilang semua sudah begitu, tapi kita sama-sama tahu soal ini.

Maka, saya benar2 tidak punya solusinya saat ada remaja yang datang, bertanya tentang bagaimana cara terbaik menghadapi ujian nasional sekolahnya. Oh, my dear anggota page, kalau tere liye ini sakti macam Gandalf dalam cerita Lord of The Ring itu, maka dia akan datang ke kementerian pendidikan nasional, membawa tongkat putih, berusaha menghapus kabut tebal ide ujian nasional itu dari muka bumi. Tapi nyatanya tidak, yang bisa saya lakukan hanya memandang lamat2 angka2, ada 1,5 juta lebih murid SMA yang mengikuti ujian nasional 2012, ada 3,7 juta lebih murid SMP yang mengikuti ujian nasional 2012, dan lebih dari 5 juta murid SD yang harus melewati ujian nasional 2012.

Banyak sekali. Semua keriuhan ujian nasional tersebut. Satu keluarga bisa ikut rusuh saat ujian nasional tiba. Kecemasan datang, khawatir tidak lulus, khawatir nilainya tidak terlalu tinggi, cemas nanti repot saat mau memilih sekolah lanjutan. Dan harapan2 dikirimkan. Tumpah ruah. Boleh jadi, masa-masa ujian nasional adalah masa paling sibuk dalam doa-doa. Lebih banyak melesat ke langit doa-doa yang dikirim. Lebih rajin shalat, termasuk shalat malam, bahkan bila perlu bikin acara massal 'purifikasi', minta maaf, dsbgnya. Saya tidak pernah menemukan hal seperti ini dalam buku2 lama, kitab2 tua, my dear anggota page. Budaya baru telah tiba. Budaya ujian nasional. Boleh jadi, besok lusa, ini akan masuk dalam definisi ritual suci, dan artefaknya akan digali arkeolog ratusan tahun ke depan. Oh, ini dia lembaran2 suci ujian nasional (semacam daun lontar), oh ini dia gambar bersejarah orang2 sedang ujian (semacam gambar di dinding goa), dsbgnya.

Baiklah, sebelum tulisan ini terlalu jauh kemana-mana, dan malah tidak bermanfaat, hanya provokatif, maka, dengan semua keterbatasan lingkungan saat ini, kita harus melaluinya tanpa bisa melakukan apapun, here we go, akan saya tuliskan beberapa saran jika kalian sedang bersiap menghadapi ujian nasional:

1. Hidup ini ujian.
Ya, itu betul sekali, hidup ini ujian. Mulai dari lahir hingga akhir hayat. Beberapa orang dewasa, kadang menganggap kalimat ini terlalu serius, sudah tahu hidup ini ujian, maka ditambahkanlah ujian nasional, lupa mereka, tidak cukup apa semua ujian2 lain. Jadi, jangan cemas atas momen 3 hari itu. Lewati seperti air yang mengalir. Hei, besok lusa, akan datang ujian yang lebih rumit loh, seperti bertemu calon mertua, melahirkan, membesarkan anak2. Itu lebih serius bahkan.

2. Lakukan yang terbaik, maka kesuksesan akan datang dengan sendirinya.
Apakah saya sudah siap? Apakah saya sudah cukup belajar? Apakah saya akan lulus? Lumrah saja hal-hal itu menghantui pikiran. Tapi jangan sering2, nanti muncul cemas berlebihan yang kontraproduktif. Yakinkah saja, kalian akan melakukan yang terbaik. Berusaha yang terbaik, sisanya banyak2lah berdoa. Kesuksesan akan datang. Kalaupun gagal, tidak selalu berarti usaha kita tidak maksimal; kalau gagal, itu simply Tuhan punya rencana lain yang lebih baik. Coba lagi. Jika orang tua kalian cerewet, tiap hari teriak "belajar! belajar! nanti nggak lulus, nanti susah nyari sekolah", maka ajak bicara mereka, peluk, tatap matanya penuh kasih sayang, bilang dengan sungguh2, "Ibu, saya akan melakukan yang terbaik. Saya akan melakukan yang terbaik. Saya akan membuat bangga Ibu." Nah, satu minggu ke depan Ibu kalian akan berhenti teriak2 nyuruh belajar--meski kemudian ya kambuh lagi cerewetnya.

3. Ingat selalu, kalian spesial.
Kalian spesial. Selalu. Dan akan selalu. Kalau kita kesulitan menemukan di mana letak spesialnya kita--malah sering minder, banyakan merasa rendah diri; maka cari dengan sudut pandang orang lain. Hei, kalian spesial bagi orang tua kalian. Bagi mereka, kalian paling tampan, cantik, paling pintar. Mereka selalu menyayangi kita. Maka, spesial-lah kita. Jadi, jangan buat cemas mereka, jangan buat kecewa. My dear anggota page, ketika sy bilang jangan buat mereka kecewa, bukan berarti kalian harus mati2an membuktikan banyak hal atau pemahaman ekstrem lainnya. Percayalah, mereka selalu berdiri di belakang kita bahkan saat kita sedang gagal. Karena kita spesial.

Selamat melewati momen2 itu. Masih lama, tapi tidak ada salahnya menyiapkan diri. Toh, banyak orang lupa, ujian terbesar kita adalah kelak, di akhir kehidupan, kita bahkan disuruh bergegas bersiap lebih jauh2 hari lagi. Saya percaya, kalian pasti bisa.

Sunday, February 17, 2013

Hidup adalah anugrah

~ HIDUP ITU INDAH ~

Aku minta kepada Allah setangkai bunga segar,
Allah memberiku kaktus berduri ..

Aku minta kepada Allah hewan mungil nan cantik,
Allah memberiku ulat berbulu ..

Aku sedih, kecewa dan bertanya tanya ..
Betapa tidak adilnya Allah kepadaku.

Namun seiring dengan berjalannya waktu ..
Kaktus itu berbunga indah ..
bahkan sangat indah.
Dan ulat berbulu itu tumbuh dan berubah, menjadi kupu kupu yang amat cantik ..

Inilah jalan Allah ..
Semua indah pada waktunya ..
Allah tidak memberi apa yang kita inginkan,
Tapi Allah memberi apa yang kita butuhkan.. Subhanallah.

ALLAH tidak pernah menjanjikan bahwa langit itu selalu biru...
Bunga selalu mekar dan mentari selalu bersinar....

Tapi ketahuilah bahwa ALLAH selalu memberi pelangi disetiap badai...

Senyum di setiap air mata..,berkah disetiap cobaan dan jawaban di setiap do'a...

Janganlah pernah menyerah....teruslah berjuang......
Hidup bukanlah satu tujuan..,melainkan perjalanan.....
Nikmatilah..........

Hidup adalah tantangan....
Hadapilah....

Hidup adalah anugerah....
Terimalah....

Hidup adalah pertandingan....
Menangkanlah.....

Hidup adalah tugas.....
Selesaikanlah.....

Hidup adalah cita cita....
Capailah....

Hidup adalah misteri....
Singkapkanlah....

Hidup adalah kesempatan....
Ambilah....

Hidup adalah lagu....
Nyanyikanlah....

Hidup adalah janji.....
Penuhilah....

Hidup adalah keindahan...
Bersyukurlah....

Hidup adalah teka teki....
Pecahkanlah....

Satu hal yang membuat kita bahagia adalah CINTA...

Dan satu hal yang membuat kita dewasa adalah MASALAH...
Dunia diciptakan untuk sebuah MASALAH...
Hadapilah sejuta MASALAH apa bila MASALAH itu bisa memberi manfaat kepada kita dan banyak orang di sekitar kita.....
Akan tetapi HINDARI satu masalah apabila masalah itu akan memberi MUDHARAT kepada kita dan orang di sekitar kita...........

***

Kata Bijak Hari Ini

Bahagialah dengan apa yang engkau peroleh, menerima apa adanya pemberian Allah, tinggalkanlah mimpi yang tidak sesuai dengan yang engkau usahakan dan di luar kemampuan.

Sumber : "KATA-KATA HIKMAH

Wednesday, February 13, 2013

jangan berputus asa

Segala puji bagi Allah, Rabb pemberi segala nikmat dan menakdirkan segala sesuatu dengan penuh hikmah. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Di pagi yang berbahagia, di bulan penuh berkah dan bulan semangat untuk mentadabburi Al Qur’an, ada sebuah ayat yang patut direnungkan oleh kita bersama. Ayat tersebut terdapat dalam surat Al Hadid, tepatnya ayat 22-23. Inilah yang seharusnya kita gali hari demi hari di bulan suci ini. Karena merenungkan Al Qur’an, meyakini dan mengamalkannya tentu lebih utama daripada sekedar membaca dan tidak memahami artinya.
Allah Ta’ala berfirman,
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (22) لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آَتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ (23)
Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri” (QS. Al Hadid: 22-23)
Berikut beberapa faedah yang bisa diperoleh dari ayat di atas:
Faedah pertama
Yang dimaksud dengan “lauh” adalah lembaran dan “mahfuzh” artinya terjaga. Kata Ibnu Katsir, Lauhul Mahfuzh berada di tempat yang tinggi, terjaga dari penambahan, pengurangan, perubahan dan penggantian.[1] Di dalam Lauhul Mahfuzh dicatat takdir setiap makhluk. Lauhul Mahfuzh dalam Al Qur’an biasa disebut dengan Al Kitab, Al Kitabul Mubin, Imamul Mubin, Ummul Kitab, dan Kitab Masthur.[2]
Faedah kedua
Setiap musibah dan bencana apa pun itu yang menimpa individu atau menimpa khalayak ramai, baik itu gempa bumi, kekeringan, kelaparan, semua itu sudah dicatat di kitab Lauhul Mahfuzh. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
Allah mencatat takdir setiap makhluk 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.[3]
Dalam hadits lainnya disebutkan,
إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللَّهُ الْقَلَمَ فَقَالَ اكْتُبْ. فَقَالَ مَا أَكْتُبُ قَالَ اكْتُبِ الْقَدَرَ مَا كَانَ وَمَا هُوَ كَائِنٌ إِلَى الأَبَدِ
“Sesungguhnya awal yang Allah ciptakan (setelah ‘arsy, air dan angin[4]) adalah qolam (pena), kemudian Allah berfirman, “Tulislah”. Pena berkata, “Apa yang harus aku tulis”. Allah berfirman, “Tulislah takdir berbagai kejadian dan yang terjadi selamanya”[5]
Faedah ketiga
Takdir yang dicatat di Lauhul Mahfuzh tidak mungkin berubah sebagaimana maksud dari ayat yang kita bahas. Begitu pula disebutkan dalam hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma,
رُفِعَتِ الأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ
Pena telah diangkat dan lembaran catatan (di Lauhul Mahfuzh) telah kering”.[6]
Al Mubarakfuri rahimahullah berkata,
كُتِبَ فِي اللَّوْحِ الْمَحْفُوظِ مَا كُتِبَ مِنْ التَّقْدِيرَاتِ وَلَا يُكْتَبُ بَعْدَ الْفَرَاغِ مِنْهُ شَيْءٌ آخَرُ
“Dicatat di Lauhul Mahfuzh berbagai macam takdir. Ketika selesai pencatatan, tidaklah satu pun lagi yang dicatat.”[7]
Intinya, al kitabah (pencatatan) ada dua macam: (1) pencatatan yang tidak mungkin diganti dan dirubah, yaitu catatan takdir di Lauhul Mahfuzh; (2) pencatatan yang dapat diubah dan diganti, yaitu catatan di sisi para malaikat. Allah Ta’ala berfirman,
يَمْحُوا اللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ
Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh).” (QS. Ar Ro’du: 39). Catatan yang terakhir yang terjadi itulah yang ada di Lauhul Mahfuzh.
Dari sini kita bisa memahami berbagai hadits yang membicarakan bahwa silaturahmi (menjalin hubungan dengan kerabat) bisa memperpanjang umur dan melapangkan rizki, atau do’a bisa menolak takdir. Di sisi Allah, yaitu ilmu-Nya, Allah mengilmui bahwa hamba-Nya menjalin hubungan kerabat dan berdo’a kepada-Nya. Ini di sisi ilmu Allah. Lantas Allah Ta’ala mencatatnya di Lauhul Mahfuzh keluasan rizki dan bertambahnya umur.[8]
Artinya di sini, Allah Ta’ala telah mengilmi bahwa hamba-Nya melakukan silaturahmi atau berdo’a kepada-Nya. Demikian yang Allah catat di Lauhul Mahfuzh yaitu adanya keluasan rizki dan bertambahnya umur.
Ibnu Taimiyah rahimahullah ketika ditanya apakah rizki yang telah ditakdirkan bisa bertambah dan berkurang, beliau rahimahullah menjawab, “Rizki itu ada dua macam. Pertama, rizki yang Allah ilmui bahwasanya Allah akan memberi rizki pada hamba sekian dan sekian. Rizki semacam ini tidak mungkin berubah. Kedua, rizki yang dicatat dan diketahui oleh Malaikat. Ketetapan rizki semacam ini bisa bertambah dan berkurang sesuai dengan sebab yang dilakukan oleh hamba. Allah akan menyuruh malaikat untuk mencatat rizki baginya. Jika ia menjalin hubungan silaturahmi, Allah pun akan menambah rizki baginya.”[9]
Jadi sama sekali takdir yang ada di Lauhul Mahfuzh tidak berubah, yang berubah adalah catatan yang ada di sisi Malaikat, dan itu pun sesuai ilmu Allah Ta’ala.
Faedah keempat
Musibah yang terjadi di muka bumi dan terjadi pada diri manusia, itu telah dicatat di kitab sebelum diciptakannya makhluk. Inilah tafsiran yang lebih baik pada firman Allah,
إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا
melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya”, yang dimaksud dengan menciptakannya di sini adalah penciptaan makhluk. Demikian dipilih oleh Ibnu Katsir rahimahullah. Pendapat ini didukung dengan riwayat dari Ibnu Jarir, dari Manshur bin ‘Abdirrahman, ia berkata, “Setiap musibah di langit dan di bumi telah dicatat di kitab Allah (Lauhul Mahfuzh) sebelum penciptaan makhluk.[10]
Faedah kelima
Tidaklah suatu musibah itu terjadi kecuali disebabkan karena dosa. Qotadah rahimahullah mengatakan, “Telah sampai pada kami bahwa tidaklah seseorang terkena sobekan karena terkena kayu, terjadi bencana pada kakinya, atau kerusakan menimpa dirinya, melainkan itu karena sebab dosa yang ia perbuat. Allah pun dapat memberikan maaf lebih banyak.”[11]
Faedah keenam
Ayat ini adalah di antara dalil untuk menyanggah pemahaman Qodariyah yang menolak ilmu Allah yang telah dulu ada[12]. Artinya, Qodariyah meyakini bahwa Allah baru mengilmui setelah kejadian itu terjadi. Padahal sebagaimana disebutkan dalam hadits ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash,” Allah mencatat takdir setiap makhluk 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” [13]
Faedah ketujuh
Maksud firman Allah,
إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” Yaitu Allah mengetahui segala sesuatu sebelum penciptaan sesuatu tersebut. Allah pun telah mencatatnya. Ini sungguh amat mudah bagi Allah karena Allah Maha Mengetahui sesuatu yang telah terjadi, sesuatu yang tidak terjadi dan mengetahui sesuatu yang tidak terjadi seandainya ia terjadi.[14] Sungguh Maha Luas Ilmu Allah.
Faedah kedelapan
Segala sesuatu yang telah ditakdirkan akan menimpa seseorang, tidak mungkin luput darinya. Segala sesuatu yang tidak ditakdirkan baginya, tidak mungkin akan menimpanya. Inilah yang dimaksudkan dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
وَتَعْلَمَ أَنَّ مَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ وَأَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ
Hendaklah engkau tahu bahwa sesuatu yang ditakdirkan akan menimpamu, tidak mungkin luput darimu. Dan segala sesuatu yang ditakdirkan luput darimu, pasti tidak akan menimpamu.[15]
Jika demikian, tidak perlu seseorang merasa putus asa dari apa yang tidak ia peroleh. Karena jika itu ditakdirkan, pasti akan terjadi.[16] Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman,
لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ
(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu
Jika memang engkau kehilangan Hpmu yang berharga, tidak perlu bersedih karena inilah takdir yang terbaik untukmu. Siapa tahu engkau kelak akan mendapatkan ganti yang lebih baik. Engkau belum kunjung diangkat jadi PNS, jadi khawatir pula karena memang itu belum takdirmu. Engkau belum juga diterima di universitas pilihanmu, jangan pula khawatir karena takdir Allah sama sekali tidaklah kejam. Tidaklah perlu bersedih terhadap apa yang luput darimu.
Faedah kesembilan
Jangan pula terlalu berbangga dengan nikmat yang kita peroleh karena itu sama sekali bukanlah usaha kita. Itu semua adalah takdir yang Allah tetapkan dan rizki yang telah Allah bagi[17]. Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آَتَاكُمْ
Dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu
Faedah kesepuluh
Janganlah menjadikan nikmat Allah sebagai sikap sombong dan membanggakan diri di hadapan lainnya. Itulah selanjutnya Allah Ta’ala berfirman,
وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri
Sebagai penutup dari sajian ini, ada penjelasan yang amat bagus dari Asy Syaukani rahimahullah. Beliau mengatakan, “Janganlah bersedih dengan nikmat dunia yang luput darimu. Janganlah pula berbangga dengan nikmat yang diberikan padamu. Karena nikmat tersebut dalam waktu dekat bisa sirna. Sesuatu yang dalam waktu dekat bisa sirna tidak perlu dibangga-banggakan. Jadi tidak perlu engkau berbangga dengan hasil yang diperoleh dan tidak perlu engkau bersedih dengan sesuatu yang luput darimu. Semua ini adalah ketetapan dan takdir Allah ... Intinya, manusia tidaklah bisa lepas dari rasa sedih dan berbangga diri.”[18]
Jadi tidak perlu berbangga diri dan bersedih hati atas nikmat Allah yang diperoleh dan luput darimu. Pahamilah bahwa itu semua adalah takdir Allah, tak perlu sedih. Itu semua adalah yang terbaik untuk kita, mengapa harus terus murung. Itu semua pun sewaktu-waktu bisa sirna, mengapa harus berbangga diri.
Semoga sajian tafsir ini bisa bermanfaat bagi kita dan semakin menenangkan hati yang sedang sedih.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Sungguh menenangkan jika kita terus mengkaji firman-firman Allah.

Disusun di Panggang-GK, 12 Ramadhan 1431 H (22 Agustus 2010)
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.rumaysho.com

life is a game

hidup adalah perjalanan, kematian bukan akhir tapi awal dari pertanggung jawaban

Ketika ada yang meninggal di lingkungan saya,nenek,kakek,tetangga,teman ,saya bersedih tapi hanya sesaat paling 1minggu dan semua kembali normal seperti biasa..yang paling lama mungkin ketika kakak kandung saya meninggal 8tahun lalu..tapi itu juga tidak lama,..karena 2mg setelahnya saya melahirkan labib,dan labib 'obat pelipur hati' kala itu

Kejadian 1 bulan lalu,ketika anak yg saya lahirkan meninggal itu benar2 menguncang seluruh jiwa saya,rasanya seperti separuh dari hati ini diambil paksa,,,sakiit,,periih..pilu...walau saya tahu bayi yg saya lahirkan bukan milik saya,bayi itu mutlak milik Allah....

Berhari hari saya menangis,menghibur diri dengan ayat ayat Allah,sharing dengan yang pernah mengalami dan memang kasih sayang ibu itu rahmat dari Allah,mudah bagi seorang anak melupakan ibunya ketika dia sudah dewasa,sibuk dengan hiruk pikuk dunia tapi bagi seorang ibu sulit sekali,dari beberapa teman ada yang bisa kembali normal sambil sesekali menangis jika rindu butuh waktu 1 bln,9 bln,1 tahun bahkan ada yg 3tahun..

Planning birth yang saya buat sudah sangat detil menurut saya,dari plan A homebirth ,backup plan B bidan,C caesar,sampai plan D jika saya meninggal,tidak ada plan E bagaimana kalau bayi saya meninggal..ternyata Allah the best planner...dan kejadian itu menyadarkan saya yg terlena dunia,'hey sungguh kematian itu dekat..apa yang sudah kamu siapkan utk pertanggung jawabanmu'....pdhl kalau plan D yg terjadi..saya akan sangat malu menghadap Allah dengan amal saya yg seuprit...

Diingatkan kembali dengan ayat ini

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ
مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (QS, 57:20)

سَابِقُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاء وَالْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَاء وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (QS, 57:21)

مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS, 57:22)

لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (QS, 57:23)

الَّذِينَ يَبْخَلُونَ وَيَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ وَمَن يَتَوَلَّ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
(yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir. Dan barangsiapa yang berpaling (dari perintah-perintah Allah) maka sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS, 57:24)

Siapkah saya,kamu,kita jika permainan kita di dunia ini berakhir? karena kematian tdk pernah menunggu kesiapanmu,, apa amal baik unggulanmu? apa yg mau kau banggakan di hadapan Allah?



 "Ya Tuhan, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta selamatkanlah kami dari siksa neraka." (QS. Al-Baqarah: 201).

"Ya Tuhan, kami telah menganiaya dm kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami serta memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Al-A'râf 23

"Ya Tuhan sungguh kami telah mendengar seruan yang menyeru kepada iman: "Barimanlah kamu kepada Tuhanmu, maka kami pun beriman. Ya Tuhan, ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami, serta matikanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbuat kebajikan. Ya Tuhan, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul-Mu, dan janganlah Engkau hinakan kami pada hari kiamat nanti. Sungguh Engkau sama sekali tidak akan pernah menyalahi janji." (QS. Âli Imrân: 193-294)

allahu a'alam bishowab

#catatan utk menasihati diri sendiri

Tuesday, February 5, 2013

air mata ibu

Sudah lebih dari 3 minggu dan nampaknya air mata saya tidak menampakkan tanda tanda kering,air mata masih saja mengalir deras jika menginggat rumaysha..padahal ayah sudah mulai bosan nampaknya menasihati saya.."rumaysha sudah ada yg ngurus,jangan ditangisi terus".."aku masih punya 4 anak,kalau kamu mau mikirin rumaysha ..dia udh diurus sama yg punya..." bukan tanpa alasan ayah marah,karena memang karena terlalu larut dlm sedih saya ga mau makan,anak2 juga dicuekin,seharian saya hanya ditempat tidur sesunggukan sendiri...

baru benar2 merasakan kalau kehilangan org yg dikasihi itu benar2 sakiiit,seperti hilang separuh jiwa kita...separuh hati..

Sebelumnya saya pernah kehilangan 2 nenek 2 kakek saya,saat mereka meninggal saya sediih,saya menangis..saya teringat bagaimana mereka memanjakan kami cucu2nya..waktu saya kecil setiap liburan sekolah saya menginap di rumah mak nde-panggilan utk nenek- di sebuah desa di tangerang..pagi2 saya bangun mak nde pasti sedang menyapu halaman,melihat saya bangun mak nde akan langsung membelikan saya nasi uduk utk sarapan..nasi uduk yg paling enak menurut saya..setelah sarapan biasanya saya akan mengikuti kemana mak nde pergi..masak didapur saya akan ikut duduk dekat tungku kayu..memainkan api...mak nde k kandang ayam saya ikut..nyuci ke sumur yg jaraknya sekitar 200-300m dari rumah saya ikut..ketika saya menikah mak nde juga ada..lahir anak pertama ,umar,mak nde mulai sakit2an..beliau meninggal ketika umar bs berjalan sekitar 1thn-an..saya sangat kehilangan..saat mak kolot -nenek dari abah-meninggalpun saya menangis sedih..walau tdk terlalu dekat..hanya sedih saya tdk terlalu lama ..sekitar 1 minggu an semua sudah kembali normal lagi..

Kehilangan selanjutnya kakak laki2 saya,kak aeng..saat itu saya sedang hamil anak kedua saya,labib,..saya sedang dirumah eyang dipurwakarta saat tau kak aeng kecelakaan motor yg mengakibatkan kepala belakangnya terbentur keras k aspal..ketika dapat kabar kak aeng kecelakaan besoknya sayasdh berencana mau pulang k rumah ibu di jelambar,rencana pagi mau pulang habis mandi umar ko tidur lagi dan saya ikut juga ketiduran..siang2 ditelpon dikabari kak aeng sudah meninggal langsung saya menangis keras...dalam perjalanan purwakarta-jakarta tak henti2nya saya menangis..sampai dirumah ibu kembali saya menangis keras..ibu saya juga menangis..ketika mayat datang dari RS rasanya periih sekali saya blm sempat menengok abang saya itu..teringat beberapa hari sebelumnya saya diantar olehnya k kampung rambutan,memang pada hari itu entah kenapa saya ingin memeluk dia tp karena malu saya urungkan..

Sampai beberapa hari setelah meninggalnya,saya melihat ibu saya kadang diam termenung sendiri dalam hujan air mata..matanya selalu melihat ke arah tangga berharap kak aeng turun dari kamar katanya..sekitar 1 minggu setelah kepergiannya baru ibu berani masuk kamar kak aeng,membereskan beberapa barang2nya..membuang yg tidak perlu..ibu saya juga menjual motor kesayangan kak aeng..karena katanya kalau melihat malah jadi keingetan..sampai 2 minggu kepergian ibu masih suka bengong termenung sendiri,pas  2minggu setelah kepergian kak aeng saya melahirkan labib,dan labib jd 'obat'tersendiri buat ibu saya saat itu...sudah 8thn sejak kepergiannya dan saya suka menangis,menyesali kenapa saya tdk memeluknya di saat terakhir,kenapa saya ketiduran hingga tdk sempat menengoknya di rumah sakit

Dan sekarang saya alami dan saya rasakan sendiri,kadang saya masih merasa ini mimpi buruk,yang saya mau ketika saya bangun dan saya masih dalam keadaan hamil dan merasakan gerakannya..masih merasakan sakit punggung,kram kaki...tapi ketika saya bangun tak ada dia di perut saya,tak ada dia di samping saya..2 loker baju sdh diisi baju2 bayi pun tak pernah terpakai..dunia seperti bukan yg dulu lagi..dunia yg sekarang lebih senyap..saya bertanya ke teman2 saya yg pernah 'kehilangan' buah hatinya..berapa lama mereka recovery..ada yg 1th,1 bln,4bulan,bahkan ada yg 4tahun tapi masih suka menangis..aaaah..saya kembali menangis...begitu eratnya ikatan seorang ibu-anak,.yg disambungkan oleh tali pusat dan rahmah kasih sayang yg Allah berikan kepada seorg ibu..

Entah kapan air mata ini akan berhenti utk menangis karena rindu rumaysha..semoga tsunami di hati ini segera berlalu dan ummi bisa kembali tersenyum walau tanpa ada rumaysha di dunia..dunia ini hanya perjalanan,senda gurau,cepat atau lambat umi akan menyusul rumaysha...ummi kangen..

Sunday, February 3, 2013

wanita yang bahagia


Sebelum hamil yg kelima,ummi pengen kalau anak perempuan dikasih nama hana,hana berasal dari bhs arab dari kata hanaun yg artinya kebahagiaan.
Tapi ketika liat di fesbuk banyak jg yg punya anak perempuan namanya hana ya..ya udh ganti deh biar ga samaan..cari2 nama lain tp ujung2 tetep pengen nama hana....Allah mmg yg menggerakan hati ya...biar ga samaan ganti pake nama  haniyah yg artinya wanita yang bahagia...wah bisa dipanggil honey nih adeknya nanti...senang bgt udh dapet nama yg indah buatmu..

Nama itu doa kan ya...dan doa ummimu dikabulkan...rumaysha jd wanita yg bahagia..disayang Allah lebih daripd ummi ayah menyayangimu..Allah melindungimu dari fitnah dunia,dari segala kesakitan dunia..di saat ummi masih bercita2 masuk syurga utk bertemu para nabi ,rumaysha langsung diajarkan mengaji oleh nabi Ibrahim alaihisalam..masyaa allah..bahagianya dirimu nak dan harusnya ummimu ini jg bahagia..doakan bahwa tangisan ummi selama ini bukan tangisan utk meratapimu tapi tangisan rindu dan bahagia...bahagia orangtua yg tau anaknya sudah ditempat yg tepat, diwaktu yg tepat ,di urus oleh Yang Maha Mengurus..ummi bahagia nak..bahagia sekali.. hanya saja ummi rindu nak..rindu yg kadang membuat sesak dada,rindu yg tdk bisa membendung air mata,rindu ibu pd anak perempuannya..

Saturday, February 2, 2013

TANGISAN NABI shallahu 'alaihi wa sallam TATKALA KEHILANGAN ORANG YANG DICINTAI

Jika anda pernah kehilangan kekasih…

Jika kesedihan meliputi hatimu karena kehilangan buah hati tercinta….

Air mata tak kunjung berhenti karena kehilangan istri tercinta…

Ibu yang tersayang dan penyayang telah pergi meninggalkan kenangan…

Sahabat yang setia dan siap berkorban telah berpisah dengan dunia….

Maka ingatlah…..semuanya pernah dialami oleh Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam


Sungguh merupakan perkara yang sangat menyedihkan dan sangat berat tatkala seseorang harus kehilangan orang yang dicintainya, baik anak yang disayang, apalagi berbakti, ibu yang penyayang, sahabat dekat, istri tercinta dan lain-lain.

Allah berfirman

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (١٥٥)

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar" (QS Al-Baqoroh : 155)

As-Syaikh As-Sa'di rahimahullah berkata :

{ وَالأنْفُسِ } أَيْ: ذَهَابُ الأَحْبَابِ مِنَ الْأَوْلاَدِ، وَالأَقَارِبِ، وَالأَصْحَابِ

"(Dan jiwa) yaitu dengan perginya orang-orang yang dicintai, baik anak-anak, kerabat, maupun sahabat" (Taisiir Al-Kariim Ar-Rahmaan hal 155)

Tentunya semakin tinggi iman seseorang maka akan semakin tinggi ujian yang akan dihadapinya. Dan tidak diragukan lagi bahwasanya ujian-ujian yang pernah dihadapi oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah ujian yang sangat berat. Nabi telah diuji dengan ujian-ujian yang berat dan bermacam-macam. Diantara ujian-ujian tersebut adalah perginya orang-orang yang dikasihi oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah kehilangan ayahnya sebelum kelahirannya…ia tidak pernah merasakan belaian ayahnya…tidak pernah melihat senyuman ayahnya…

Demikian pula ia telah kehilangan ibunya yang sangat beliau sayangi tatkala berusia enam tahun. Tatkala sang ibu membawanya untuk bersafar menziarahi kerabat/paman-paman ayahnya dari Bani ‘Adi bin Najjaar di kota Madinah. Tatkala di tengah perjalanan pulang ke Mekah di suatu daerah yang bernama Abwaa' (antara kota Madinah dan Mekah) maka sang ibu tercinta pun sakit. Hingga akhirnya sang ibupun meninggal di tempat tersebut (lihat As-Siiroh An-Nabawiyah fi Dloui al-Mashoodir al-Ashliyah hal 110). Semua itu dilihat dan disaksikan oleh sang kecil Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Kita bisa bayangkan bagaimana kesedihan yang meliputi hati si kecil Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam tatkala menyaksikan di hadapannya sang ibu yang sakit parah hingga meninggalkan dunia ini….

Ini semua kesedihan yang telah dirasakan oleh Nabi semenjak kecil beliau.

Sebagaimana manusia yang lain Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga mengalami apa yang dirasakan oleh manusia yang lain, seperti kegembiraan, kesedihan, keriangan, kesempitan, kelapangan, sehat, sakit, kehidupan dan kematian. Karenanya jika Nabi mengalami kesedihan maka terkadang air mata beliau mengalir…



PERTAMA : Tangisan Nabi tatkala putranya Ibrahim meninggal

Sungguh berat ujian yang dihadapi oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, seluruh anak beliau meninggal sebelum beliau, kecuali Fathimah radhiallahu 'anhaa yang meninggal setelah meninggalnya Nabi.

Jika kehilangan seorang anak yang dicintai saja sudah terasa sangat berat maka bagaimana lagi jika kehilangan enam orang anak sebagaimana yang dialami oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam?. Karenanya Allah menyediakan ganjaran yang besar bagi seseorang yang bersabar karena kehilangan buah hatinya.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

إِذَا مَاتَ وَلَدُ العَبْدِ ، قَالَ اللهُ تَعَالَى لِمَلائِكَتِهِ : قَبَضْتُمْ وَلَدَ عَبْدِي ؟ فيقولونَ : نَعَمْ . فيقولُ : قَبَضْتُمْ ثَمَرَة فُؤَادِهِ ؟ فيقولونَ : نَعَمْ . فيقولُ : مَاذَا قَالَ عَبْدِي ؟ فيقولونَ : حَمدَكَ وَاسْتَرْجَعَ . فيقول اللهُ تَعَالَى : ابْنُوا لِعَبْدِي بَيْتاً في الجَنَّةِ ، وَسَمُّوهُ بَيْتَ الحَمْدِ

"Jika anak seseorang meninggal maka Allah berkata kepada para malaikatnya, "Apakah kalian telah mengambil nyawa putra hambaku?", mereka menjawab, "Iya". Allah berkata, "Apakah kalian telah mengambil buah hatinya?", mereka menjawab, 'Iya". Allah berkata, "Apakah yang diucapkan oleh hambaKu?", mereka berkata, "HambaMu memujimu dan beristrjaa' (mengucapkan innaa lillahi wa innaa ilaihi rooji'uun)". Allah berkata, "Bangunkan bagi hambaKu sebuah rumah di surga dan namakan rumah tersebut dengan "Rumah pujian" (HR At-Thirmidzi no 1021 dan dishahihkan oleh Al-Albani di As-Shahihah no 1408)



Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dianuegrahi enam orang putra-putri yaitu Qosim, kemudian Zainab, kemudian Ruqooyah, kemudian Ummu Kultsuum, kemudian Fathimah (dan ada yang berpendapat bahwa Ummu Kaltsuum lebih muda daripada Fathimah), kemudian Abdullah yang dilahirkan setelah kenabian. Kedua putra beliau Qosim dan Abdullah meninggal tatkala masih kecil, adapun keempat putri beliau seluruhnya  masuk Islam setelah kenabian beliau shallallahu 'alaihi wa sallam.

Maka sungguh bisa dibayangkan kerinduan Nabi untuk memiliki anak laki-laki, karena yang tersisa hanyalah anak-anak perempuannya. Akhirnya Allah menganugerahkan beliau dari Maariyah Al-Qibthiyah seorang putra yang beliau namakan Ibrahim.

Tatkala lahir Ibrahim maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dengan penuh gembira mengabarkannya kepada para sahabat.

وُلِدَ لِيَ اللَّيْلَةَ غُلاَمٌ فَسَمَّيْتُهُ بِاسْمِ أَبِي إِبْرَاهِيْمَ

"Malam ini aku dianugerahi seorang putra, aku menamakannya dengan nama bapakku, Ibrahim" (HR Muslim no 3315)

Dan sebagaimana adat kaum Arab jika ada anak mereka yang lahir maka dicarikan juga baginya ibu susuan. Karenanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyerahkan Ibrahim kepada ibu susuannya Ummu Saif Khaulah binti Al-Mundzir Al-Anshooriyah radhiallahu 'anhaa, yang memiliki seorang suami seorang pandai besi yang dikenal dengan Abu Saif. Mereka tinggal di daerah awali di Madinah.

Nabi sangat menyayangi Ibrahim, bahkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berjalan jauh ke daerah ‘awali hanya untuk mencium putranya tersebut.

Anas Bin Malik –semoga Allah meridhoinya- berkata :

«مَا رَأَيْتُ أَحَدًا كَانَ أَرْحَمَ بِالْعِيَالِ مِنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ»، قَالَ: «كَانَ إِبْرَاهِيمُ مُسْتَرْضِعًا لَهُ فِي عَوَالِي الْمَدِينَةِ، فَكَانَ يَنْطَلِقُ وَنَحْنُ مَعَهُ فَيَدْخُلُ الْبَيْتَ وَإِنَّهُ لَيُدَّخَنُ، وَكَانَ ظِئْرُهُ قَيْنًا، فَيَأْخُذُهُ فَيُقَبِّلُهُ، ثُمَّ يَرْجِعُ»

"Aku tidak pernah melihat seorangpun yang lebih sayang kepada anak-anak dari pada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Putra Nabi (yang bernama) Ibrahim memiliki ibu susuan di daerah ‘Awaali di kota Madinah. Maka Nabipun berangkat (*ke rumah ibu susuan tersebut) dan kami bersama beliau. lalu beliau masuk ke dalam rumah yang ternyata dalam keadaan penuh asap. Suami Ibu susuan Ibrahim adalah seorang pandai besi. Nabipun mengambil Ibrahim lalu menciumnya, lalu beliau kembali" (HR Muslim no 2316)

Akan tetapi kegembiraan dan kebahagiaan ini tidak berlangsung lama karena tatkala Ibrahim berumur 16 atau 17 bulan iapun sakit keras hingga meninggal dunia (lihat Al-Minhaaj Syarah Shahih Muslim karya An-Nawawi 15/76).

Anas bin Malik berkata:

أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - دَخَلَ عَلَى ابْنِهِ إبْرَاهيمَ - رضي الله عنه - ، وَهُوَ يَجُودُ بِنَفسِهِ ، فَجَعَلَتْ عَيْنَا رسولِ الله - صلى الله عليه وسلم - تَذْرِفَان . فَقَالَ لَهُ عبدُ الرحمانِ بن عَوف : وأنت يَا رسولَ الله ؟! فَقَالَ : (( يَا ابْنَ عَوْفٍ إنَّهَا رَحْمَةٌ )) ثُمَّ أتْبَعَهَا بأُخْرَى ، فَقَالَ : (( إنَّ العَيْنَ تَدْمَعُ والقَلب يَحْزنُ ، وَلاَ نَقُولُ إِلاَّ مَا يُرْضِي رَبَّنَا ، وَإنَّا لِفِرَاقِكَ يَا إبرَاهِيمُ لَمَحزُونُونَ ))

"Rasulullah masuk (*di rumah ibu susuan Ibrahim) menemui Ibrahim yang dalam keadaan sakaratul maut bergerak-gerak untuk keluar ruhnya. Maka kedua mata Nabi shalallahu 'alaihi wa sallampun mengalirkan air mata.

Abdurrahman bin 'Auf berkata, "Engkau juga menangis wahai Rasulullah?". Maka Nabi berkata, "Wahai Abdurrahman bin 'Auf, ini adalah rahmah (kasih sayang)". Kemudian Nabi kembali mengalirkan air mata dan berkata, "Sungguh mata menangis dan hati bersedih, akan tetapi tidak kita ucapkan kecuali yang diridhoi oleh Allah, dan sungguh kami sangat bersedih berpisah denganmu wahai Ibrahim"(HR Al-Bukhari no 1303)

Nabi juga berkata

إِنَّ إبْرَاهِيْمَ ابْنِي وَإِنَّهُ مَاتَ فِي الثَّدْيِ وَإِنَّ لَهُ لَظِئْرَيْنِ تُكَمِّلاَنِ رَضَاعَهُ فِي الْجَنَّةِ

"Sesungguhnya Ibrahim putraku meninggal dalam masa persusuan, dan sesungguhnya baginya di surga dua orang ibu susuan yang akan menyempurnakan susuannya" (HR Muslim no 2316)

Kita bisa membayangkan bagaimana kesedihan yang dirasakan Nabi…putra yang sangat disayanginya…yang sangat diharapkan setelah meninggalnya kedua putranya dahulu…, meninggal dalam keadaan menggeliat menghadapi sakaratul maut di pangkuan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam…inilah yang membuat beliau mengalirkan air mata



KEDUA : Tangisan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tatkala putrinya Ummu Kaltsuum meninggal.

Anas bin Malik radhiallahu 'anhu berkata

شَهِدْنَا بِنْتَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسٌ عَلَى الْقَبْرِ فَرَأَيْتُ عَيْنَيْهِ تَدْمَعَانِ فَقَالَ : هَلْ فِيْكُمْ مِنْ أَحَدٍ لَمْ يُقَارِفِ اللَّيْلَةَ؟ فَقَالَ أَبُوْ طَلْحَةَ : أَنَا قَالَ : فَانْزِلْ فِي قَبْرِهَا فَنَزَلَ فِي قَبْرِهَا فَقَبَرَهَا

"Kami menghadiri pemakaman putri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan Rasulullah duduk di atas mulut kuburan (*yang sudah digali). Aku melihat kedua mata beliau mengalirkan air mata, dan beliau berkata, "Apakah ada diantara kalian yang malam ini belum berbuat (*berhubungan dengan istrinya)?. Abu Tolhah berkata, "Saya". Nabipun berkata, "Turunlah engkau di kuburan putriku!". Abu Tholhah lalu turun dan menguburkan putri Nabi" (HR Al-Bukhari no 1342)

Putri Nabi yang dikuburkan dalam hadits ini adalah Ummu Kaltsuum radhiallahu 'anhaa dan bukan Ruqoyyah, karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak menghadiri wafatnya Ruqoyyah karena perang Badar (Lihat Syarah Shahih Al-Bukhari karya Ibnu Baththool 3/328, Fathul Baari 3/158, dan Irsyaadus Saari, karya Al-Qosthlaani 2/438)



KETIGA : Tangisan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tatkala melihat  salah seorang cucunya menggeliat menghadapi sakaratul maut

Usaamah bin Zaid rahdiallahu 'anhu berkata :

أرْسَلَتْ بنْتُ النَّبيِّ - صلى الله عليه وسلم - إنَّ ابْني قَد احْتُضِرَ فَاشْهَدنَا ، فَأَرْسَلَ يُقْرىءُ السَّلامَ ، ويقُولُ : ((إنَّ لله مَا أخَذَ وَلَهُ مَا أعطَى وَكُلُّ شَيءٍ عِندَهُ بِأجَلٍ مُسَمًّى فَلتَصْبِرْ وَلْتَحْتَسِبْ )) فَأَرسَلَتْ إِلَيْهِ تُقْسِمُ عَلَيهِ لَيَأتِينَّهَا . فقامَ وَمَعَهُ سَعْدُ بْنُ عُبَادَةَ ، وَمُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ ، وَأُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ ، وَزَيْدُ بْنُ ثَابتٍ ، وَرجَالٌ - رضي الله عنهم - ، فَرُفعَ إِلَى رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - الصَّبيُّ ، فَأقْعَدَهُ في حِجْرِهِ وَنَفْسُهُ تَقَعْقَعُ ، فَفَاضَتْ عَينَاهُ فَقالَ سَعدٌ : يَا رسولَ الله ، مَا هَذَا ؟ فَقالَ : (( هذِهِ رَحمَةٌ جَعَلَها اللهُ تَعَالَى في قُلُوبِ عِبَادِهِ ))

"Salah seorang putri Nabi mengirimkan utusan kepada Nabi untuk mengabarkan bahwa : "Putraku sedang sakaratul maut, maka hendaknya engkau datang". Nabipun mengirim utusan kepada putrinya tersebut dan mengirim salam kepadanya dan berkata, "Sesungguhnya milik Allah apa yang Allah ambil, dan milik Allah juga apa yang telah Allah anugerahkan, dan segala sesuatu di sisiNya ada waktu dan ketentuannya, maka hendaknya putriku bersabar dan mengaharapkan pahala dari Allah".

Akan tetapi putri Nabi kembali mengirimkan utusannya mengabarkan kepada Nabi bahwasanya putrinya telah bersumpah agar Nabi datang. Maka Nabipun datang bersama Sa'ad bin 'Ubaadah, Mu'adz bin Jabal, Ubai bin Ka'ab, Zaid bin Tsaabit dan beberapa sahabat lainnya radhiallahu 'anhum. Lalu sang anakpun diangkat ke Nabi, Nabipun meletakkannya di pangkuannya sementara sang anak meronta-ronta. (Melihat hal itu) maka kedua mata Nabipun mengalirkan tangisan. Sa'ad berkata, "Wahai Rasulullah, kenapa engkau menangis?".

Nabi berkata, "Ini adalah rahmat (kasih sayang) yang Allah jadikan di hati para hambaNya"  (HR Al-Bukhari no 1284 dan Muslim no 923)

Para ulama telah berselisih tentang siapakah putri Nabi yang disebutkan dalam hadits ini?, karenanya mereka juga berselisih siapakah cucu Nabi yang disebutkan dalam hadits ini-?

Ada yang mengatakan bahwa putri Nabi tersebut adalah Ruqoyyah istri Utsmaan bin 'Afaan, dan cucu nabi  tersebut adalah Abdullah bin 'Utsmaan. Ada yang mengatakan bahwa putri Nabi tersebut adalah Fathimah istri Ali bin Abi Tholib, dan cucu Nabi tersebut adalah Muhsin bin Ali bin Abi Thoolib.

Dan ada yang mengatakan bahwa putri Nabi tersebut Zainab istri Abul 'Aash. Dan Zainab hanya memiliki dua anak dari Abul 'Aash yaitu Ali dan Umaimah. Pendapat yang dipilih oleh Ibnu Hajar bahwasanya cucu nabi yang disebutkan dalam hadits ini adalah Umamah binti Abul 'Aaash. Akan tetapi Ibnu Hajar berpendapat bahwa Umamah setelah didatangi Nabi akhirnya sembuh dan tidak meninggal karena para ulama telah sepakat bahwasanya Umamah bin Abil 'Aash hidup setelah meninggalnya Nabi, bahkan Umamah dinikahi oleh Ali bin Abi Tholib setelah wafatnya Fathimah radhiallahu 'anhaa. (Fathul Baari 3/156-157)



KEEMPAT : Tangisan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tatkala melihat jasad pamannya Hamzah bin Abdhil Muththolib tercabik-cabik.

Hamzah paman Nabi dan juga sekaligus saudara sepersusuan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau adalah Asadullah (singa Allah) seseorang yang sangat hebat dalam pertempuran di medan jihad.

Tatkala terjadi perang Badar diantara yang terbunuh oleh Hamzah dari kalangan musyrikin Mekah adalah Thu'aimah bin 'Adi, paman dari Jubair bin Muth'im.

Akhirnya Jubair bin Muth'impun ingin membalas dendam kepada Hamzah, akhirnya ia memerintahkan budaknya yang bernama Wahsyi dari Habasyah untuk membunuh Hamzah dengan imbalan dia akan dimerdekakan.

Wahsyi menuturkan kisahnya :

إِنَّ حَمْزَةَ قَتَلَ طُعَيْمَةَ بْنَ عَدِىٍّ بِبَدْرٍ فَقَالَ لِى مَوْلاَىَ جُبَيْرُ بْنُ مُطْعِمٍ ِإِنْ قَتَلْتَ حَمْزَةَ بِعَمِّى فَأَنْتَ حُرٌّ. فَلَمَّا خَرَجَ النَّاسُ يَوْمَ عِينِينَ خَرَجْتُ مَعَ النَّاسِ إِلَى الْقِتَالِ فَلَمَّا أَنِ اصْطَفُّوا لِلْقِتَالِ - قَالَ - خَرَجَ سِبَاعٌ فقال : مَنْ مُبَارِزٌ؟، قَالَ فَخَرَجَ إِلَيْهِ حَمْزَةُ بْنُ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَقَالَ يَا سِبَاعُ يَا ابْنَ أُمِّ أَنْمَارٍ يَا ابْنَ مُقَطِّعَةِ الْبُظُورِ أَتُحَادُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ثُمَّ شَدَّ عَلَيْهِ فَكَانَ كَأَمْسِ الذَّاهِبِ وَكَمَنْتُ لِحَمْزَةَ تَحْتَ صَخْرَةٍ فَلَمَّا دَنَا مِنِّى رَمَيْتُهُ بِحِرْبَتِي فَأَضَعُهَا فِى ثُنَّتِهِ حَتَّى خَرَجَتْ مِنْ بَيْنِ وَرِكَيْهِ، فَكَانَ ذَلِكَ الْعَهْدُ بِهِ فَلَمَّا رَجَعَ النَّاسُ رَجَعْتُ مَعَهُمْ فَأَقَمْتُ بِمَكَّةَ حَتَّى فَشَا فِيهَا الإِسْلاَمُ  ثُمَّ خَرَجْتُ إِلَى الطَّائِفِ فَأَرْسَلوا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- رُسُلاً فقيل لي إِنَّهُ لاَ يَهِيجُ لِلرُّسُلِ.

قَالَ َخَرَجْتُ مَعَهُمْ حَتَّى قَدِمْتُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَلَمَّا رَآنِى قَالَ « أَنْتَ وَحْشِىٌّ ». قُلْتُ نَعَمْ. قَالَ « أَنْتَ قَتَلْتَ حَمْزَةَ ». قُلْتُ قَدْ كَانَ مِنَ الأَمْرِ مَا بَلَغَكَ  قَالَ « فَهَلْ تَسْتَطِيعُ أَنْ تُغَيِّبَ عَنِّى وَجْهَكَ ». فَرَجَعْتُ فَلَمَّا تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَخَرَجَ مُسَيْلِمَةُ الْكَذَّابُ قُلْتُ لأَخْرُجَنَّ إِلَى مُسَيْلِمَةَ لَعَلِّى أَقْتُلُهُ فَأُكَافِئَ بِهِ حَمْزَةَ. فَخَرَجْتُ مَعَ النَّاسِ فَكَانَ مِنْ أَمْرِهِمْ مَا كَانَ فَإِذَا رَجُلٌ قَائِمٌ فِى ثَلْمَةِ جِدَارٍ كَأَنَّهُ جَمَلٌ أَوْرَقٌ ثَائِرٌ رَأْسُهُ فَأَرْمِيهِ بِحَرْبَتِى فَأَضَعُهَا بَيْنَ ثَدْيَيْهِ حَتَّى خَرَجَتْ مِنْ بَيْنِ كَتِفَيْهِ وَدَبَّ إِلَيْهِ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَضَرَبَهُ بِالسَّيْفِ عَلَى هَامَتِهِ.

"Sesungguhnya Hamzah telah membunuh Thu'aimah bin 'Adiy di perang Badar, maka Tuanku Jubair bin Muth'im berkata kepadaku, "Jika engkau membunuh Hamzah sebagai balasan terhadap pamanku maka engkau bebas merdeka". Maka tatkala orang-orang (kaum kafir Mekah) keluar untuk perang Uhud maka akupun keluar bersama mereka untuk berperang. Maka tatkala mereka telah berbaris (*antara pasukan kafir dan pasukan kaum muslimin) untuk bertempur maka keluarlah Sibaa' dan berkata, "Siapa yang siap berduel melawanku?". Maka tantangan inipun disambut oleh Hamzah bin Abdil Muththolib, lalu ia berkata ; "Wahai sibaa', wahai putra Ummu Anmaar, Wahai putra Tukang sunatnya para wanita" (*karena ibu Sibaa' adalah seorang wanita yang dikenal suka menyunat bayi-bayi perempuan), apakah engkau menentang Allah dan Rasulnya?". Lalu Hamzahpun memeranginya dengan sengit sehingga tewaslah Sibaa' seakan-akan ia tidak pernah ada.

Akupun bersembunyi di belakang sebuah batu untuk membunuh Hamzah. Tatkala Hamzah sudah dekat denganku maka akupun melemparnya dengan tombakku hingga mengenai bagian bawah pusarnya hingga keluar kebagian panggul belakangnya. Itulah kematian Hamzah.

Tatkala orang-orang kembali ke Mekah akupun pulang bersama mereka lalu aku tinggal di Mekah hingga islampun tersebar. Lalu akupun pergi ke Thoif. Lalu penduduk Thoif mengirim para utusan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam untuk masuk Islam, dan dikatakan kepadaku bahwasanya para utusan tersebut sama sekali tidak akan terganggu. Maka akupun pergi bersama mereka (para utusan tersebut) hingga akupun menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Tatkala Nabi melihatku maka ia berkata, "Apakah engkau Wahsyi?". Aku berkata, "Iya". Nabi berkata, "Engkau yang telah membunuh Hamzah?", Aku berkata, "Perkaranya sebagaimana berita yang sampai kepadamu". Nabi berkata, "Jika engkau mampu agar tidak menampakan wajahmu di hadapanku?". Aku lalu kembali ke Thoif. Dan tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam wafat dan muncul Musailamah Al-Kadzdzab (*yang mengaku nabi baru) maka aku berkata, "Sungguh aku akan keluar untuk membunuh Musailamah, semoga aku membayar kesalahanku membunuh Hamzah". Lalu akupun keluar bersama orang-orang dan ternyata kejadiannya sebagaimana yang terjadi (*yaitu terjadi peperangan dan terbunuh banyak sahabat). Tiba-tiba Musailamah berdiri di sela-sela dinding, seakan-akan ia adalah seekor onta yang abu-abu, rambutnya berdiri. Maka akupun melemparnya dengan tombakku maka mengenai dadanya hingga tembus ke belakang dan keluar diantara dua punggungnya. Lalu datanglah salah seorang dari kaum Anshoor lalu memukulkan pedangnya ke kepala Musailamah" (HR Al-Bukhari no 4072)

Tombak yang digunakan Wahsyi untuk membunuh Musailamah Al-Kadzdzab itulah tombak yang telah ia gunakan untuk membunuh Hamzah bin Abdil Muttholib. Wahsyi berkata,

فَرَبُّكَ أَعْلَمُ أَيُّنَا قَتَلَهُ؟ فَإِنْ أَكُ قَتَلْتُهُ فَقَدْ قَتَلْتُ خَيْرَ النَّاسِ وَشَرَّ النَّاسِ

"Dan Robmu yang lebih tahu siapa diantara kami berdua yang telah membunuh Musailamah, jika aku yang telah membunuhnya maka sungguh aku telah membunuh manusia terbaik dan manusia terburuk" (Diriwayatkan oleh At-Toyaalisi dalam musnadnya sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Baari 7/371)

Tatkala sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kabar meninggalnya Hamzah maka Nabipun menangis.

Jabir radhiallahu 'anhu berkata :

لمَاَّ بَلَغَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَتْلُ حَمْزَةَ بَكَى، فَلَمَّا نَظَرَ إِلَيْهِ شَهِقَ

"Tatkala sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kabar tewasnya Hamzah maka Nabipun menangis. Dan tatkala Nabi melihat jasadnya maka Nabipun terisak-isak keras" (Al-Haitsami dalam Majma' Az-Zawaaid 6/171 berkata : رَوَاهُ الْبَزَّارُ وَفِيْهِ عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ بْنِ عَقِيْلٍ وَهُوَ حَسَنُ الْحَدِيْثِ عَلَى ضَعْفِهِ "Diriwayatkan oleh Al-Bazzaar, dan pada sanadnya ada Abdullah bin Muhammad bin 'Aqiil, dan dia adalah seorang yang haditsnya baik meskipun ia seorang yang dho'if/lemah)

Dalam riwayat lain :

وَلَمَّا رَأَى مَا مُثِّلَ بِهِ شَهِقَ

"Tatkala Nabi melihat jasad Hamzah yang tercabik-cabik maka beliaupun terisak keras" (HR Al-Haakim dalam Al-Mustadrok no 4900, dan Adz-Dzahabi berkata : "Shahih")


Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 11-03-1433 H / 03 Februari 2011 M
Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja
www.firanda.com


Friday, February 1, 2013

membayangkan wajahmu..






Rumaysha haniyah....wajahmu miriiip sekali kak shofi ketika bayi...ketika ummi rindu,ummi akan melihat foto kakak shofi..karena ummi ga sempat foto kamu...kamu cantik nak..ummi kangen..

feeling of loosing


3 weeks already..but why.....it still hurt..so hurt..
very hard to know that you are not here again..

rumaysha haniyah..... umi miss you so much..so much..

ya Allah..allah ..tolong hambaMu ini...peluk jiwa hamba yg rapuh..
biar aku bisa pasrah atas takdirMu....
ikhlas..ridho...