Tuesday, February 26, 2013

harusnya kita selalu menangis

Oleh Ustadz Abu Isma’il Muslim Al-Atsari

Pernahkah anda menangis -dalam keadaan sendirian- karena takut siksa Allah Azza wa Jalla ? ketahuilah, sesungguhnya hal itu merupakan jaminan selamat dari neraka. Menangis karena takut kepada Allah Azza wa Jalla akan mendorong hamba untuk selalu istiqâmah di jalan-Nya, sehingga akan menjadi perisai dari api neraka. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ يَلِجُ النَّارَ رَجُلٌ بَكَى مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ حَتَّى يَعُوْدَ اللَّبَنُ فِي الضَّرْعِ وَلاَ يَجْتَمِعُ غُبَارٌ فِي سَبِيْلِ اللَّهِ وَدُخَانُ جَهَنَّمَ

Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena takut kepada Allah sampai air susu kembali ke dalam teteknya. Dan debu di jalan Allah tidak akan berkumpul dengan asap neraka Jahannam.[1]

MENGAPA HARUS MENANGIS?
Seorang Mukmin yang mengetahui keagungan Allah Azza wa Jalla dan hak-Nya, setiap dia melihat dirinya banyak melalaikan kewajiban dan menerjang larangan, dia khawatir dosa-dosa itu akan menyebabkan siksa Allah Azza wa Jalla kepadanya. Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ فِي أَصْلِ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ وَقَعَ عَلَى أَنْفِهِ قَالَ بِهِ هَكَذَا فَطَارَ

Sesungguhnya seorang Mukmin itu melihat dosa-dosanya seolah-olah dia berada di kaki sebuah gunung, dia khawatir gunung itu akan menimpanya. Sebaliknya, orang yang durhaka melihat dosa-dosanya seperti seekor lalat yang hinggap di atas hidungnya, dia mengusirnya dengan tangannya –begini-, maka lalat itu terbang. [HR. at-Tirmidzi, no. 2497 dan dishahîhkan oleh al-Albâni rahimahullah]

Ibnu Abi Jamrah rahimahullah berkata, "Sebabnya adalah, karena hati seorang Mukmin itu diberi cahaya. Apabila dia melihat pada dirinya ada sesuatu yang menyelisihi hatinya yang diberi cahaya, maka hal itu menjadi berat baginya. Hikmah perumpamaan dengan gunung yaitu apabila musibah yang menimpa manusia itu selain runtuhnya gunung, maka masih ada kemungkinan mereka selamat dari musibah-musibah itu. Lain halnya dengan gunung, jika gunung runtuh dan menimpa seseorang, umumnya dia tidak akan selamat. Kesimpulannya bahwa rasa takut seorang Mukmin (kepada siksa Allah Azza wa Jalla -pen) itu mendominasinya, karena kekuatan imannya menyebabkan dia tidak merasa aman dari hukuman itu. Inilah keadaan seorang Mukmin, dia selalu takut (kepada siksa Allah-pen) dan bermurâqabah (mengawasi Allah). Dia menganggap kecil amal shalihnya dan khawatir terhadap amal buruknya yang kecil". [Tuhfatul Ahwadzi, no. 2497]

Apalagi jika dia memperhatikan berbagai bencana dan musibah yang telah Allah Azza wa Jalla timpakan kepada orang-orang kafir di dunia ini, baik dahulu maupun sekarang. Hal itu membuatnya tidak merasa aman dari siksa Allah Azza wa Jalla . Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَكَذَٰلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَىٰ وَهِيَ ظَالِمَةٌ ۚ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِمَنْ خَافَ عَذَابَ الْآخِرَةِ ۚ ذَٰلِكَ يَوْمٌ مَجْمُوعٌ لَهُ النَّاسُ وَذَٰلِكَ يَوْمٌ مَشْهُودٌ وَمَا نُؤَخِّرُهُ إِلَّا لِأَجَلٍ مَعْدُودٍ يَوْمَ يَأْتِ لَا تَكَلَّمُ نَفْسٌ إِلَّا بِإِذْنِهِ ۚ فَمِنْهُمْ شَقِيٌّ وَسَعِيدٌ فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُوا فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ

Dan begitulah adzab Rabbmu apabila Dia mengadzab penduduk negeri-negeri yang berbuat zhalim. Sesungguhnya adzab-Nya sangat pedih lagi keras. Sesungguhnya pada peristiwa itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada adzab akhirat. Hari Kiamat itu adalah suatu hari dimana manusia dikumpulkan untuk (menghadapi)-Nya, dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala makhluk). Dan Kami tiadalah mengundurkannya, melainkan sampai waktu yang tertentu. Saat hari itu tiba, tidak ada seorangun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang bahagia. Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih). [Hûd/11:102-106]

Ketika dia merenungkan berbagai kejadian yang mengerikan pada hari Kiamat, berbagai kesusahan dan beban yang menanti manusia di akhirat, semua itu pasti akan menggiringnya untuk takut kepada Allah Azza wa Jalla al-Khâliq . Allah Azza wa Jalla berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَىٰ وَمَا هُمْ بِسُكَارَىٰ وَلَٰكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ

Hai manusia, bertakwalah kepada Rabbmu. Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah), pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, semua wanita yang menyusui anaknya lalai terhadap anak yang disusuinya, dan semua wanita yang hamil gugur kandungan. Kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk. Akan tetapi adzab Allah itu sangat keras. [al-Hajj/22:1-2]

Demikianlah sifat orang-orang yang beriman. Di dunia, mereka takut terhadap siksa Rabb mereka, kemudian berusaha menjaga diri dari siksa-Nya dengan takwa, yaitu melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Maka, Allah Azza wa Jalla memberikan balasan sesuai dengan jenis amal mereka. Dia memberikan keamanan di hari Kiamat dengan memasukkan mereka ke dalam surga-Nya. Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ يَتَسَاءَلُونَ قَالُوا إِنَّا كُنَّا قَبْلُ فِي أَهْلِنَا مُشْفِقِينَ فَمَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا وَوَقَانَا عَذَابَ السَّمُومِ إِنَّا كُنَّا مِنْ قَبْلُ نَدْعُوهُ ۖ إِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيمُ

Dan sebagian mereka (penghuni surga-pent) menghadap kepada sebagian yang lain; mereka saling bertanya. Mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami dahulu sewaktu berada di tengah-tengah keluarga, kami merasa takut (akan diadzab)". Kemudian Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka. Sesungguhnya kami dahulu beribadah kepada-Nya. Sesungguhnya Dia-lah yang melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang. [ath-Thûr/52:25-28]

ILMU ADALAH SEBAB TANGISAN KARENA ALLAH AZZA WA JALLA
Semakin bertambah ilmu agama seseorang, semakin tambah pula takutnya terhadap keagungan Allah Azza wa Jalla . Allah Azza wa Jalla berfirman:

وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالْأَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَٰلِكَ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ

Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak, ada yang bermacam-macam warna (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah Ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. [Fâthir/35:28]

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

عُرِضَتْ عَلَيَّ الْجَنَّةُ وَالنَّارُ فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ فِي الْخَيْرِ وَالشَّرِّ وَلَوْ تَعْلَمُوْنَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيْلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا قَالَ فَمَا أَتَى عَلَى أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمٌ أَشَدُّ مِنْهُ قَالَ غَطَّوْا رُءُوْسَهُمْ وَلَهُمْ خَنِيْنٌ

Surga dan neraka ditampakkan kepadaku, maka aku tidak melihat tentang kebaikan dan keburukan seperti hari ini. Seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui, kamu benar-benar akan sedikit tertawa dan banyak menangis.
Anas bin Mâlik –perawi hadits ini mengatakan, "Tidaklah ada satu hari pun yang lebih berat bagi para Sahabat selain hari itu. Mereka menutupi kepala mereka sambil menangis sesenggukan. [HR. Muslim, no. 2359]

Imam Nawawi rahimahullah berkata, "Makna hadits ini, 'Aku tidak pernah melihat kebaikan sama sekali melebihi apa yang telah aku lihat di dalam surga pada hari ini. Aku juga tidak pernah melihat keburukan melebihi apa yang telah aku lihat di dalam neraka pada hari ini. Seandainya kamu melihat apa yang telah aku lihat dan mengetahui apa yang telah aku ketahui semua yang aku lihat hari ini dan sebelumnya, sungguh kamu pasti sangat takut, menjadi sedikit tertawa dan banyak menangis". [Syarah Muslim, no. 2359]

Hadits ini menunjukkan anjuran menangis karena takut terhadap siksa Allah Azza wa Jalla dan tidak memperbanyak tertawa, karena banyak tertawa menunjukkan kelalaian dan kerasnya hati.

Lihatlah para Sahabat Nabi Radhiyallahu anhum, begitu mudahnya mereka tersentuh oleh nasehat! Tidak sebagaimana kebanyakan orang di zaman ini. Memang, mereka adalah orang-orang yang paling lembut hatinya, paling banyak pemahaman agamanya, paling cepat menyambut ajaran agama. Mereka adalah Salafus Shâlih yang mulia, maka selayaknya kita meneladani mereka. [Lihat Bahjatun Nâzhirîn Syarh Riyâdhus Shâlihin 1/475; no. 41]

Seandainya kita mengetahui bahwa tetesan air mata karena takut kepada Allah Azza wa Jalla merupakan tetesan yang paling dicintai oleh Allah Azza wa Jalla , tentulah kita akan menangis karena-Nya atau berusaha menangis sebisanya. Nabi Muhammad n menjelaskan keutamaan tetesan air mata ini dengan sabda beliau:

لَيْسَ شَيْءٌ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ قَطْرَتَيْنِ وَأَثَرَيْنِ قَطْرَةٌ مِنْ دُمُوْعٍ فِيْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَقَطْرَةُ دَمٍ تُهَرَاقُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَأَمَّا اْلأ َثَرَانِ فَأَثَرٌ فِي سَبِيْلِ اللَّهِ وَأَثَرٌ فِي فَرِيْضَةٍ مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ

Tidak ada sesuatu yang yang lebih dicintai oleh Allah daripada dua tetesan dan dua bekas. Tetesan yang berupa air mata karena takut kepada Allah dan tetesan darah yang ditumpahkan di jalan Allah. Adapun dua bekas, yaitu bekas di jalan Allah dan bekas di dalam (melaksanakan) suatu kewajiban dari kewajiban-kewajibanNya.[2]

Namun yang perlu kita perhatikan juga bahwa menangis tersebut adalah benar-benar karena Allah Azza wa Jalla , bukan karena manusia, seperti dilakukan di hadapan jama'ah atau bahkan dishooting TV dan disiarkan secara nasional. Oleh karena itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjanjikan kebaikan besar bagi seseorang yang menangis dalam keadaan sendirian. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ اْلإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

Tujuh (orang) yang akan diberi naungan oleh Allah pada naungan-Nya di hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Pertama: Imam yang berbuat adil; kedua: pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Rabbnya; ketiga: seorang laki-laki yang hatinya tergantung di masjid-masjid; keempat: dua orang lak-laki yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah; kelima: seorang laki-laki yang diajak oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan, lalu dia berkata: “Sesungguhnya aku takut kepada Allah”; keenam: seorang laki-laki yang bersedekah dengan cara sembunyi-sembunyi, sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya; ketujuh: seorang laki-laki yang menyebut Allah di tempat yang sepi sehingga kedua matanya meneteskan air mata”.[HR. al-Bukhâri, no. 660; Muslim, no. 1031]

Hari Kiamat adalah hari pengadilan yang agung. Hari ketika setiap hamba akan mempertanggungjawabkan segala amal perbuatannya. Hari saat isi hati manusia akan dibongkar, segala rahasia akan ditampakkan di hadapan Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Perkasa. Maka kemana orang akan berlari? Alangkah bahagianya orang-orang yang akan mendapatkan naungan Allah Azza wa Jalla pada hari itu. Dan salah satu jalan keselamatan itu adalah menangis karena takut kepada Allah Azza wa Jalla .

Syaikh Muhammad bin Shâlih al-‘Utsaimîn rahimahullah berkata, "Wahai saudaraku, jika engkau menyebut Allah Azza wa Jalla , sebutlah Rabbmu dengan hati yang kosong dari memikirkan yang lain. Jangan fikirkan sesuatupun selain-Nya. Jika engkau memikirkan sesuatu selain-Nya, engkau tidak akan bisa menangis karena takut kepada Allah Azza wa Jalla atau karena rindu kepada-Nya. Karena, seseorang tidak mungkin menangis sedangkan hatinya tersibukkan dengan sesuatu yang lain. Bagaimana engkau akan menangis karena rindu kepada Allah Azza wa Jalla dan karena takut kepada-Nya jika hatimu tersibukkan dengan selain-Nya? Oleh karena itu, beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "seorang laki-laki yang menyebut Allah di tempat yang sepi", yaitu hatinya kosong dari selain Allah Azza wa Jalla , badannya juga kosong (dari orang lain), dan tidak ada seorangpun di dekatnya yang menyebabkan tangisannya menjadi riyâ' dan sum'ah. Namun, dia melakukan dengan ikhlas dan konsentrasi". [Syarh Riyâdhus Shâlihîn 2/342, no. 449]

Setelah kita mengetahui hal ini, maka alangkah pantasnya kita mulai menangis karena takut kepada Allah Azza wa Jalla . Wallâhul Musta'ân.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 10/Tahun XIII/1431/2010M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]
_______
Footnote
[1]. HR. at-Tirmidzi, no. 1633, 2311; an-Nasâ`i 6/12; Ahmad 2/505; al-Hâkim 4/260; al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah 14/264. Syaikh Salîm al-Hilâli hafizhahullah mengatakan, "Shahîh lighairihi". Lihat penjelasannya dalam kitab Bahjatun Nâzhirîn Syarh Riyâdhus Shâlihîn 1/517; no. 448)
[2]. HR. at-Tirmidzi, no. 1669; dihasankan oleh Syaikh Salîm al-Hilâli hafizhahullah dalam Bahjatun Nâzhirîn, 1/523, no. 455

http://almanhaj.or.id/content/3534/slash/0/seharusnya-kita-selalu-menangis/

Friday, February 22, 2013


There is no God but Allah
(×3)

مالنـا رب ســواه
We have no God but Allah
لا الـه الا الله
(×3)

مالنـا رب ســواه

ربنــــــــا رب القلوب ..وهو علام الغيوب
Our Lord , the one who knows what is inside the hearts

في الشروق وفي الغروب ...نوره يهدي العصاه
From dawn till sunset, his light guide those who sin
ربنــــــــا رب القلوب ..وهو علام الغيوبفي الشروق وفي الغروب ...نوره يهدي العصاه

ربنا الهادي الودود

The loving the guide
فضله ملىء الوجود
His blesses fill the whole world

عفوه خير وجود
His forgiveness and generosity are blessings

فأرتجي دوما رضاه
So always seek his approval

ربنا الهادي الودود
فضله ملىء الوجود
عفوه خير وجود
فأرتجي دوما رضا

لا الـه الا الله
(×3)

مالنـا رب ســواه
ربنـــــا الحي الرقيــــــب ...يقبل العبــــد المنــــيب
The alive the watchful accepts the regretting slave

فهــو رحمـان مجيــب للـدعاء ومن دعاه
Allah is the beneficent the responsive to prayers and anyone who asks him
ربنـــــا الحي الرقيــــــب ...يقبل العبــــد المنــــيب
فهــو رحمـان مجيــب للـدعاء ومن دعاه

ربنا الهادي الودود
فضله ملىء الوجود
عفوه خير وجود
فأرتجي دوما رضا


لا الـه الا الله
(×3)

مالنـا رب ســواه

لا الـه الا الله
(×3)

مالنـا رب ســواه

Thursday, February 21, 2013

musibah itu....







#MUSIBAH YANG MENIMPAMU ITU#

Bisa jadi karena Allah mencintaimu
Maka Dia ingin mengujimu

Atau bs jadi krn Allah mencintaimu
Maka Dia ingin mengingatkanmu

Atau bisa jadi krn ALlah mencintaimu
Maka Dia ingin membersihkan dosamu

Atau bisa jadi karena Allah mencintaimu
Maka Dia ingin melipatgandakan pahalamu

Atau bisa jadi karena ALlah mencintaimu
Maka Dia ingin menggantikan sesuatu yang lebih baik untukmu

Atau bisa jadi karena Allah mencintaimu
Maka Dia ingin memasukkanmu ke jannah karena kesabaranmu.

Oleh: Abu Umar Abdillah

Monday, February 18, 2013

ujian

Ujian, ujian
by tere liye

Kita tidak selalu hidup di lingkungan yang kita inginkan. Kita hidup di lingkungan yang telah diwariskan berpuluh2 tahun, bahkan berabad-abad. Ketika definisi sesuatu kadang berbelok jauh sekali dari hakikat sejatinya.

Sekolah misalnya, definisi sekolah hari ini jauh sekali menyimpang dari definisi sekolah yang dipahami orang2 masa lalu; atau sebagian kecil yang berhasil menemukan definisinya. Lihatlah, orang2 berlomba sekolah demi nilai, ijasah, dan kedudukan sosial lebih baik. Langka menemukan orang2 yang saling berkompetisi sekolah semata2 demi mencari ilmu, lantas mengamalkan ilmu tersebut. Apalagi sekolahnya sendiri, guru2, sistem yang ada di sekolah tersebut; Jangan coba2 membawa nasehat lama, prinsip guru2 besar dari jaman lama, bahwa mengajar tanpa pamrih, benar2 tidak mau menerima imbalan; kita bisa dimaki orang banyak. Saya tidak bilang semua sudah begitu, tapi kita sama-sama tahu soal ini.

Maka, saya benar2 tidak punya solusinya saat ada remaja yang datang, bertanya tentang bagaimana cara terbaik menghadapi ujian nasional sekolahnya. Oh, my dear anggota page, kalau tere liye ini sakti macam Gandalf dalam cerita Lord of The Ring itu, maka dia akan datang ke kementerian pendidikan nasional, membawa tongkat putih, berusaha menghapus kabut tebal ide ujian nasional itu dari muka bumi. Tapi nyatanya tidak, yang bisa saya lakukan hanya memandang lamat2 angka2, ada 1,5 juta lebih murid SMA yang mengikuti ujian nasional 2012, ada 3,7 juta lebih murid SMP yang mengikuti ujian nasional 2012, dan lebih dari 5 juta murid SD yang harus melewati ujian nasional 2012.

Banyak sekali. Semua keriuhan ujian nasional tersebut. Satu keluarga bisa ikut rusuh saat ujian nasional tiba. Kecemasan datang, khawatir tidak lulus, khawatir nilainya tidak terlalu tinggi, cemas nanti repot saat mau memilih sekolah lanjutan. Dan harapan2 dikirimkan. Tumpah ruah. Boleh jadi, masa-masa ujian nasional adalah masa paling sibuk dalam doa-doa. Lebih banyak melesat ke langit doa-doa yang dikirim. Lebih rajin shalat, termasuk shalat malam, bahkan bila perlu bikin acara massal 'purifikasi', minta maaf, dsbgnya. Saya tidak pernah menemukan hal seperti ini dalam buku2 lama, kitab2 tua, my dear anggota page. Budaya baru telah tiba. Budaya ujian nasional. Boleh jadi, besok lusa, ini akan masuk dalam definisi ritual suci, dan artefaknya akan digali arkeolog ratusan tahun ke depan. Oh, ini dia lembaran2 suci ujian nasional (semacam daun lontar), oh ini dia gambar bersejarah orang2 sedang ujian (semacam gambar di dinding goa), dsbgnya.

Baiklah, sebelum tulisan ini terlalu jauh kemana-mana, dan malah tidak bermanfaat, hanya provokatif, maka, dengan semua keterbatasan lingkungan saat ini, kita harus melaluinya tanpa bisa melakukan apapun, here we go, akan saya tuliskan beberapa saran jika kalian sedang bersiap menghadapi ujian nasional:

1. Hidup ini ujian.
Ya, itu betul sekali, hidup ini ujian. Mulai dari lahir hingga akhir hayat. Beberapa orang dewasa, kadang menganggap kalimat ini terlalu serius, sudah tahu hidup ini ujian, maka ditambahkanlah ujian nasional, lupa mereka, tidak cukup apa semua ujian2 lain. Jadi, jangan cemas atas momen 3 hari itu. Lewati seperti air yang mengalir. Hei, besok lusa, akan datang ujian yang lebih rumit loh, seperti bertemu calon mertua, melahirkan, membesarkan anak2. Itu lebih serius bahkan.

2. Lakukan yang terbaik, maka kesuksesan akan datang dengan sendirinya.
Apakah saya sudah siap? Apakah saya sudah cukup belajar? Apakah saya akan lulus? Lumrah saja hal-hal itu menghantui pikiran. Tapi jangan sering2, nanti muncul cemas berlebihan yang kontraproduktif. Yakinkah saja, kalian akan melakukan yang terbaik. Berusaha yang terbaik, sisanya banyak2lah berdoa. Kesuksesan akan datang. Kalaupun gagal, tidak selalu berarti usaha kita tidak maksimal; kalau gagal, itu simply Tuhan punya rencana lain yang lebih baik. Coba lagi. Jika orang tua kalian cerewet, tiap hari teriak "belajar! belajar! nanti nggak lulus, nanti susah nyari sekolah", maka ajak bicara mereka, peluk, tatap matanya penuh kasih sayang, bilang dengan sungguh2, "Ibu, saya akan melakukan yang terbaik. Saya akan melakukan yang terbaik. Saya akan membuat bangga Ibu." Nah, satu minggu ke depan Ibu kalian akan berhenti teriak2 nyuruh belajar--meski kemudian ya kambuh lagi cerewetnya.

3. Ingat selalu, kalian spesial.
Kalian spesial. Selalu. Dan akan selalu. Kalau kita kesulitan menemukan di mana letak spesialnya kita--malah sering minder, banyakan merasa rendah diri; maka cari dengan sudut pandang orang lain. Hei, kalian spesial bagi orang tua kalian. Bagi mereka, kalian paling tampan, cantik, paling pintar. Mereka selalu menyayangi kita. Maka, spesial-lah kita. Jadi, jangan buat cemas mereka, jangan buat kecewa. My dear anggota page, ketika sy bilang jangan buat mereka kecewa, bukan berarti kalian harus mati2an membuktikan banyak hal atau pemahaman ekstrem lainnya. Percayalah, mereka selalu berdiri di belakang kita bahkan saat kita sedang gagal. Karena kita spesial.

Selamat melewati momen2 itu. Masih lama, tapi tidak ada salahnya menyiapkan diri. Toh, banyak orang lupa, ujian terbesar kita adalah kelak, di akhir kehidupan, kita bahkan disuruh bergegas bersiap lebih jauh2 hari lagi. Saya percaya, kalian pasti bisa.

Sunday, February 17, 2013

Hidup adalah anugrah

~ HIDUP ITU INDAH ~

Aku minta kepada Allah setangkai bunga segar,
Allah memberiku kaktus berduri ..

Aku minta kepada Allah hewan mungil nan cantik,
Allah memberiku ulat berbulu ..

Aku sedih, kecewa dan bertanya tanya ..
Betapa tidak adilnya Allah kepadaku.

Namun seiring dengan berjalannya waktu ..
Kaktus itu berbunga indah ..
bahkan sangat indah.
Dan ulat berbulu itu tumbuh dan berubah, menjadi kupu kupu yang amat cantik ..

Inilah jalan Allah ..
Semua indah pada waktunya ..
Allah tidak memberi apa yang kita inginkan,
Tapi Allah memberi apa yang kita butuhkan.. Subhanallah.

ALLAH tidak pernah menjanjikan bahwa langit itu selalu biru...
Bunga selalu mekar dan mentari selalu bersinar....

Tapi ketahuilah bahwa ALLAH selalu memberi pelangi disetiap badai...

Senyum di setiap air mata..,berkah disetiap cobaan dan jawaban di setiap do'a...

Janganlah pernah menyerah....teruslah berjuang......
Hidup bukanlah satu tujuan..,melainkan perjalanan.....
Nikmatilah..........

Hidup adalah tantangan....
Hadapilah....

Hidup adalah anugerah....
Terimalah....

Hidup adalah pertandingan....
Menangkanlah.....

Hidup adalah tugas.....
Selesaikanlah.....

Hidup adalah cita cita....
Capailah....

Hidup adalah misteri....
Singkapkanlah....

Hidup adalah kesempatan....
Ambilah....

Hidup adalah lagu....
Nyanyikanlah....

Hidup adalah janji.....
Penuhilah....

Hidup adalah keindahan...
Bersyukurlah....

Hidup adalah teka teki....
Pecahkanlah....

Satu hal yang membuat kita bahagia adalah CINTA...

Dan satu hal yang membuat kita dewasa adalah MASALAH...
Dunia diciptakan untuk sebuah MASALAH...
Hadapilah sejuta MASALAH apa bila MASALAH itu bisa memberi manfaat kepada kita dan banyak orang di sekitar kita.....
Akan tetapi HINDARI satu masalah apabila masalah itu akan memberi MUDHARAT kepada kita dan orang di sekitar kita...........

***

Kata Bijak Hari Ini

Bahagialah dengan apa yang engkau peroleh, menerima apa adanya pemberian Allah, tinggalkanlah mimpi yang tidak sesuai dengan yang engkau usahakan dan di luar kemampuan.

Sumber : "KATA-KATA HIKMAH

Wednesday, February 13, 2013

jangan berputus asa

Segala puji bagi Allah, Rabb pemberi segala nikmat dan menakdirkan segala sesuatu dengan penuh hikmah. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Di pagi yang berbahagia, di bulan penuh berkah dan bulan semangat untuk mentadabburi Al Qur’an, ada sebuah ayat yang patut direnungkan oleh kita bersama. Ayat tersebut terdapat dalam surat Al Hadid, tepatnya ayat 22-23. Inilah yang seharusnya kita gali hari demi hari di bulan suci ini. Karena merenungkan Al Qur’an, meyakini dan mengamalkannya tentu lebih utama daripada sekedar membaca dan tidak memahami artinya.
Allah Ta’ala berfirman,
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (22) لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آَتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ (23)
Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri” (QS. Al Hadid: 22-23)
Berikut beberapa faedah yang bisa diperoleh dari ayat di atas:
Faedah pertama
Yang dimaksud dengan “lauh” adalah lembaran dan “mahfuzh” artinya terjaga. Kata Ibnu Katsir, Lauhul Mahfuzh berada di tempat yang tinggi, terjaga dari penambahan, pengurangan, perubahan dan penggantian.[1] Di dalam Lauhul Mahfuzh dicatat takdir setiap makhluk. Lauhul Mahfuzh dalam Al Qur’an biasa disebut dengan Al Kitab, Al Kitabul Mubin, Imamul Mubin, Ummul Kitab, dan Kitab Masthur.[2]
Faedah kedua
Setiap musibah dan bencana apa pun itu yang menimpa individu atau menimpa khalayak ramai, baik itu gempa bumi, kekeringan, kelaparan, semua itu sudah dicatat di kitab Lauhul Mahfuzh. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
Allah mencatat takdir setiap makhluk 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.[3]
Dalam hadits lainnya disebutkan,
إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللَّهُ الْقَلَمَ فَقَالَ اكْتُبْ. فَقَالَ مَا أَكْتُبُ قَالَ اكْتُبِ الْقَدَرَ مَا كَانَ وَمَا هُوَ كَائِنٌ إِلَى الأَبَدِ
“Sesungguhnya awal yang Allah ciptakan (setelah ‘arsy, air dan angin[4]) adalah qolam (pena), kemudian Allah berfirman, “Tulislah”. Pena berkata, “Apa yang harus aku tulis”. Allah berfirman, “Tulislah takdir berbagai kejadian dan yang terjadi selamanya”[5]
Faedah ketiga
Takdir yang dicatat di Lauhul Mahfuzh tidak mungkin berubah sebagaimana maksud dari ayat yang kita bahas. Begitu pula disebutkan dalam hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma,
رُفِعَتِ الأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ
Pena telah diangkat dan lembaran catatan (di Lauhul Mahfuzh) telah kering”.[6]
Al Mubarakfuri rahimahullah berkata,
كُتِبَ فِي اللَّوْحِ الْمَحْفُوظِ مَا كُتِبَ مِنْ التَّقْدِيرَاتِ وَلَا يُكْتَبُ بَعْدَ الْفَرَاغِ مِنْهُ شَيْءٌ آخَرُ
“Dicatat di Lauhul Mahfuzh berbagai macam takdir. Ketika selesai pencatatan, tidaklah satu pun lagi yang dicatat.”[7]
Intinya, al kitabah (pencatatan) ada dua macam: (1) pencatatan yang tidak mungkin diganti dan dirubah, yaitu catatan takdir di Lauhul Mahfuzh; (2) pencatatan yang dapat diubah dan diganti, yaitu catatan di sisi para malaikat. Allah Ta’ala berfirman,
يَمْحُوا اللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ
Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh).” (QS. Ar Ro’du: 39). Catatan yang terakhir yang terjadi itulah yang ada di Lauhul Mahfuzh.
Dari sini kita bisa memahami berbagai hadits yang membicarakan bahwa silaturahmi (menjalin hubungan dengan kerabat) bisa memperpanjang umur dan melapangkan rizki, atau do’a bisa menolak takdir. Di sisi Allah, yaitu ilmu-Nya, Allah mengilmui bahwa hamba-Nya menjalin hubungan kerabat dan berdo’a kepada-Nya. Ini di sisi ilmu Allah. Lantas Allah Ta’ala mencatatnya di Lauhul Mahfuzh keluasan rizki dan bertambahnya umur.[8]
Artinya di sini, Allah Ta’ala telah mengilmi bahwa hamba-Nya melakukan silaturahmi atau berdo’a kepada-Nya. Demikian yang Allah catat di Lauhul Mahfuzh yaitu adanya keluasan rizki dan bertambahnya umur.
Ibnu Taimiyah rahimahullah ketika ditanya apakah rizki yang telah ditakdirkan bisa bertambah dan berkurang, beliau rahimahullah menjawab, “Rizki itu ada dua macam. Pertama, rizki yang Allah ilmui bahwasanya Allah akan memberi rizki pada hamba sekian dan sekian. Rizki semacam ini tidak mungkin berubah. Kedua, rizki yang dicatat dan diketahui oleh Malaikat. Ketetapan rizki semacam ini bisa bertambah dan berkurang sesuai dengan sebab yang dilakukan oleh hamba. Allah akan menyuruh malaikat untuk mencatat rizki baginya. Jika ia menjalin hubungan silaturahmi, Allah pun akan menambah rizki baginya.”[9]
Jadi sama sekali takdir yang ada di Lauhul Mahfuzh tidak berubah, yang berubah adalah catatan yang ada di sisi Malaikat, dan itu pun sesuai ilmu Allah Ta’ala.
Faedah keempat
Musibah yang terjadi di muka bumi dan terjadi pada diri manusia, itu telah dicatat di kitab sebelum diciptakannya makhluk. Inilah tafsiran yang lebih baik pada firman Allah,
إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا
melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya”, yang dimaksud dengan menciptakannya di sini adalah penciptaan makhluk. Demikian dipilih oleh Ibnu Katsir rahimahullah. Pendapat ini didukung dengan riwayat dari Ibnu Jarir, dari Manshur bin ‘Abdirrahman, ia berkata, “Setiap musibah di langit dan di bumi telah dicatat di kitab Allah (Lauhul Mahfuzh) sebelum penciptaan makhluk.[10]
Faedah kelima
Tidaklah suatu musibah itu terjadi kecuali disebabkan karena dosa. Qotadah rahimahullah mengatakan, “Telah sampai pada kami bahwa tidaklah seseorang terkena sobekan karena terkena kayu, terjadi bencana pada kakinya, atau kerusakan menimpa dirinya, melainkan itu karena sebab dosa yang ia perbuat. Allah pun dapat memberikan maaf lebih banyak.”[11]
Faedah keenam
Ayat ini adalah di antara dalil untuk menyanggah pemahaman Qodariyah yang menolak ilmu Allah yang telah dulu ada[12]. Artinya, Qodariyah meyakini bahwa Allah baru mengilmui setelah kejadian itu terjadi. Padahal sebagaimana disebutkan dalam hadits ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash,” Allah mencatat takdir setiap makhluk 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” [13]
Faedah ketujuh
Maksud firman Allah,
إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” Yaitu Allah mengetahui segala sesuatu sebelum penciptaan sesuatu tersebut. Allah pun telah mencatatnya. Ini sungguh amat mudah bagi Allah karena Allah Maha Mengetahui sesuatu yang telah terjadi, sesuatu yang tidak terjadi dan mengetahui sesuatu yang tidak terjadi seandainya ia terjadi.[14] Sungguh Maha Luas Ilmu Allah.
Faedah kedelapan
Segala sesuatu yang telah ditakdirkan akan menimpa seseorang, tidak mungkin luput darinya. Segala sesuatu yang tidak ditakdirkan baginya, tidak mungkin akan menimpanya. Inilah yang dimaksudkan dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
وَتَعْلَمَ أَنَّ مَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ وَأَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ
Hendaklah engkau tahu bahwa sesuatu yang ditakdirkan akan menimpamu, tidak mungkin luput darimu. Dan segala sesuatu yang ditakdirkan luput darimu, pasti tidak akan menimpamu.[15]
Jika demikian, tidak perlu seseorang merasa putus asa dari apa yang tidak ia peroleh. Karena jika itu ditakdirkan, pasti akan terjadi.[16] Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman,
لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ
(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu
Jika memang engkau kehilangan Hpmu yang berharga, tidak perlu bersedih karena inilah takdir yang terbaik untukmu. Siapa tahu engkau kelak akan mendapatkan ganti yang lebih baik. Engkau belum kunjung diangkat jadi PNS, jadi khawatir pula karena memang itu belum takdirmu. Engkau belum juga diterima di universitas pilihanmu, jangan pula khawatir karena takdir Allah sama sekali tidaklah kejam. Tidaklah perlu bersedih terhadap apa yang luput darimu.
Faedah kesembilan
Jangan pula terlalu berbangga dengan nikmat yang kita peroleh karena itu sama sekali bukanlah usaha kita. Itu semua adalah takdir yang Allah tetapkan dan rizki yang telah Allah bagi[17]. Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آَتَاكُمْ
Dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu
Faedah kesepuluh
Janganlah menjadikan nikmat Allah sebagai sikap sombong dan membanggakan diri di hadapan lainnya. Itulah selanjutnya Allah Ta’ala berfirman,
وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri
Sebagai penutup dari sajian ini, ada penjelasan yang amat bagus dari Asy Syaukani rahimahullah. Beliau mengatakan, “Janganlah bersedih dengan nikmat dunia yang luput darimu. Janganlah pula berbangga dengan nikmat yang diberikan padamu. Karena nikmat tersebut dalam waktu dekat bisa sirna. Sesuatu yang dalam waktu dekat bisa sirna tidak perlu dibangga-banggakan. Jadi tidak perlu engkau berbangga dengan hasil yang diperoleh dan tidak perlu engkau bersedih dengan sesuatu yang luput darimu. Semua ini adalah ketetapan dan takdir Allah ... Intinya, manusia tidaklah bisa lepas dari rasa sedih dan berbangga diri.”[18]
Jadi tidak perlu berbangga diri dan bersedih hati atas nikmat Allah yang diperoleh dan luput darimu. Pahamilah bahwa itu semua adalah takdir Allah, tak perlu sedih. Itu semua adalah yang terbaik untuk kita, mengapa harus terus murung. Itu semua pun sewaktu-waktu bisa sirna, mengapa harus berbangga diri.
Semoga sajian tafsir ini bisa bermanfaat bagi kita dan semakin menenangkan hati yang sedang sedih.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Sungguh menenangkan jika kita terus mengkaji firman-firman Allah.

Disusun di Panggang-GK, 12 Ramadhan 1431 H (22 Agustus 2010)
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.rumaysho.com

life is a game

hidup adalah perjalanan, kematian bukan akhir tapi awal dari pertanggung jawaban

Ketika ada yang meninggal di lingkungan saya,nenek,kakek,tetangga,teman ,saya bersedih tapi hanya sesaat paling 1minggu dan semua kembali normal seperti biasa..yang paling lama mungkin ketika kakak kandung saya meninggal 8tahun lalu..tapi itu juga tidak lama,..karena 2mg setelahnya saya melahirkan labib,dan labib 'obat pelipur hati' kala itu

Kejadian 1 bulan lalu,ketika anak yg saya lahirkan meninggal itu benar2 menguncang seluruh jiwa saya,rasanya seperti separuh dari hati ini diambil paksa,,,sakiit,,periih..pilu...walau saya tahu bayi yg saya lahirkan bukan milik saya,bayi itu mutlak milik Allah....

Berhari hari saya menangis,menghibur diri dengan ayat ayat Allah,sharing dengan yang pernah mengalami dan memang kasih sayang ibu itu rahmat dari Allah,mudah bagi seorang anak melupakan ibunya ketika dia sudah dewasa,sibuk dengan hiruk pikuk dunia tapi bagi seorang ibu sulit sekali,dari beberapa teman ada yang bisa kembali normal sambil sesekali menangis jika rindu butuh waktu 1 bln,9 bln,1 tahun bahkan ada yg 3tahun..

Planning birth yang saya buat sudah sangat detil menurut saya,dari plan A homebirth ,backup plan B bidan,C caesar,sampai plan D jika saya meninggal,tidak ada plan E bagaimana kalau bayi saya meninggal..ternyata Allah the best planner...dan kejadian itu menyadarkan saya yg terlena dunia,'hey sungguh kematian itu dekat..apa yang sudah kamu siapkan utk pertanggung jawabanmu'....pdhl kalau plan D yg terjadi..saya akan sangat malu menghadap Allah dengan amal saya yg seuprit...

Diingatkan kembali dengan ayat ini

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ
مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (QS, 57:20)

سَابِقُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاء وَالْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَاء وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (QS, 57:21)

مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS, 57:22)

لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (QS, 57:23)

الَّذِينَ يَبْخَلُونَ وَيَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ وَمَن يَتَوَلَّ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
(yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir. Dan barangsiapa yang berpaling (dari perintah-perintah Allah) maka sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS, 57:24)

Siapkah saya,kamu,kita jika permainan kita di dunia ini berakhir? karena kematian tdk pernah menunggu kesiapanmu,, apa amal baik unggulanmu? apa yg mau kau banggakan di hadapan Allah?



 "Ya Tuhan, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta selamatkanlah kami dari siksa neraka." (QS. Al-Baqarah: 201).

"Ya Tuhan, kami telah menganiaya dm kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami serta memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Al-A'râf 23

"Ya Tuhan sungguh kami telah mendengar seruan yang menyeru kepada iman: "Barimanlah kamu kepada Tuhanmu, maka kami pun beriman. Ya Tuhan, ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami, serta matikanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbuat kebajikan. Ya Tuhan, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul-Mu, dan janganlah Engkau hinakan kami pada hari kiamat nanti. Sungguh Engkau sama sekali tidak akan pernah menyalahi janji." (QS. Âli Imrân: 193-294)

allahu a'alam bishowab

#catatan utk menasihati diri sendiri